Jumat, 12 Februari 2016

MENGHADAPI KONSUMEN

CARA MENGHADAPI KONSUMEN YANG “MEMBANDINGKAN HARGA”
Setelah saya membaca harian Amanah Edisi 130, Kamis 11 Pebruari 2016, maka saya menemukan judul tersebut di atas. Setelah membaca dan menelaah dengan analisis yang cukup, maka saya berniat untuk menyampaikan ini kepada peserta didik saya yang memiliki jiwa wirausaha. Akan tetapi hal ini tidak mungkin saya lakukan di dalam kelas. Olehnya itu saya akan mencoba membagikannya melalui akun saya. Berikut ulasannya:
Terjun ke dunia usaha merupakan salah satu hal yang sangat seru untuk dijalani. Apabila jika kita menghadapi banyak konsumen dengan karakter yang unik, tidak hanya kesabaran kita sebagai penjual yang diuji namun juga secara tidak langsung kita belajar meningkatkan kualitas pelayanan terhadap konsumen. Dan dari sekian banyak prilaku knsumen, yang paling sering kita temui di pasaran adalah konsumen yang selalu membandingkan harga. Meski membandingkan harga adalah yang lumrah dalam transaksi jual beli, tetapi sebagai penjual professional kita harus ahu terleih dahulu cara menghadapi konsumen yang datang bertanya hanya untuk membandigkan harga.
Untuk itu, berikut ini akan dibahas cara menghadapi konsumen yang suka membandingkan harga :
1.       Tetaplah tenang dan jangan terprovokasi.
Ketika kita menghadapi konsumen aktif yang membadingkan harga, jangan langsung menurunkan harga. Bisa jadi itu adalah skenario konsumen untuk mendapatkan harga murah, kebijakan menurunkan harga harus disesuaikan dengan apakah kita mendapkan untung atau tida ketika kita menurunka harga. Carilah win win solution sebelum memutuskan untuk menurunkan harga. Beda ceritanya jika harga yang kita jual sudah harga tetap, pastikan juga harga tersebut dan jangan terpengaruh provokasi. Sampaikan kekonsumen bahwa harga tersebut sesuai kualitas yang ada di produk tersebut.
2.       Cari tahu profil calon konsumen.
Mengetahui profil konsumen tidak segampang yang kita bayangkan. Gaya beli setiap provinsi di Negara ini cenderug berbeda-beda, jadi tidak heran jika di daerah tertentu sangat kuat budaya membandingkan harga sebelum mereka memutuskan membeli sebuah produk. Untuk itu ada baiknya pelajari profil konsumen terlebih dahulu untuk mengetahui gaya negosiasi yang dilakukan calon konsumen.
3.       Pahami juga bahwa harga bervariatif itu wajar.
Perbedaan harga itu wajar, karena setiap pelaku bisnis punya perhitungan sendiri dalam menjual produk atau jasanya. Tentu konsumen ingin mendapatkan kualitas terbaik dengan harga murah. Study terakhir yang dilakukan praktisi perkonomian menunjukkan bahwa sebanyak 53% dari konsumen tidak lagi merasa terdorong untuk melakukan perbandingan harga jika calon konsumen sudah melihat price list di website kita, jadi tetaplah percaya diri dengan harga yang ada website kita.
4.       Kuncinya ada harga ada kualitas .
Ingat, sampai hari ini kalimat tersebut masih berlaku dalam dunia bisnis. Ada harga ya ada kualitas. Sebagai pebisnis yang selalu mengedepankan kualitas, kita harus tetap terbuka tetantang kualitas dari produk dan jasa yang kita sajikan. Jangan pernah untuk memanfaatkan ketidak tahuan konsumen. Tetap jadi kredibilias bisnis kita dengan memberikan harga sesuai kualitas.

Tetaplah percaya diri dan optimis bahwa produk kita akan laris terjual. (Harian Amanah, edisi 130 tahun I, Kamis, 11 Pebruari 2016, hal. 13)

Tidak ada komentar: