SULUSI TERBAIK ADALAH POWERMAX
Jumat, 19 Desember 2008
PRINSIF KERJA POWERMAX (4)
PRINSIF KERJA POWERMAX
Prinsip Dasar terjadinya pembakarandi dalam ruang bakar (1)
Proses pencampuran antara bahan bakar dengan udara yang disemprotkan (kabutkan) oleh karburator atau sepuyer dan injector atau nozel ke dalam ruang bakar (kompresi), pada kondisi tersebut piston pada kondisi TMA (Titik Mati Atas) atau titik diatas maksimal, lalu dilanjutkan dengan busi memercikan listrik teganga tinggi sehingga bahan bakar yang sudah jadi kabut terbakar, lalu ledakan mendorong piston ke TMB (Titik Mati Bawah) atau titik bawah maksimal. Dan hal tersebut terjadi berulang-ulang serta dalam ritme yang teratur
Proses pencampuran antara bahan bakar dengan udara yang disemprotkan (kabutkan) oleh karburator atau sepuyer dan injector atau nozel ke dalam ruang bakar (kompresi), pada kondisi tersebut piston pada kondisi TMA (Titik Mati Atas) atau titik diatas maksimal, lalu dilanjutkan dengan busi memercikan listrik teganga tinggi sehingga bahan bakar yang sudah jadi kabut terbakar, lalu ledakan mendorong piston ke TMB (Titik Mati Bawah) atau titik bawah maksimal. Dan hal tersebut terjadi berulang-ulang serta dalam ritme yang teratur
POWERMAX PENGHEMAT BBM
POWERMAX Double Action Fuel Catalyst
Adalah Campuran Bahan Bakar hasil karya putra Indonesia yang ramah lingkungan terbuat dari tumbuh-tumbuhan yang dapat meningkatkan tenaga dan akselerasi kendaraan Anda dan juga dapat menghemat bahan bakar kendaraan Anda sampai 30 %, mencegah mesin mengelitik / detonasi, melarutkan kandungan air dari kondesasi (penguapan) dalam tangki bahan bakar sehingga mencegah karat, mengurangi deposit karbon pada ruang bahan bakar, mengurangi kandar polusi pada gas buang.
Mekanisme Kerja
Interaksi POWERMAX dengan gasoline /diesel (bensin/solar) menimbulkan reaksi seketika dalam memecah dan melembutkan partikel bahan bakar sehinga mudah dikabutkan dan mudah terbakar dalam ruang bakar menjadikan pembakaran menjadi lebih sempurna, tenaga menjadi lebih besar, tidak ngelitik / detonasi, dan kadar polusi gas buang turun drastis.
Penggunaan
Dapat digunakan untuk semua mesin yang menggunakan bahan bakar bensin / solar. Misalnya : Mobil, Motor, Kapal, Boat, Motor tempel, Genset, Pompa air, dll
POWERMAX juga dapat digunakan untuk mesin / alat yang mengunakan bahan bakar minyak tanah. Unity Network International [U'n I baca You and I] sebagai perusahaan waralaba perseorangan pertama hasil karya putra daerah mempunyai misi mengangkat industri dan SDM disetiap daerah sebagai kebanggaan negeri sendiri agar tidak mengalami ketertinggalan di era globalisasi yang sudah didepan mata. Seperti pepatah bijak "Tak perlu memiliki 1.000 tentara dan 1.000 senjata untuk memenangkan pertempuran, 10 jendral dengan etos kerja yang benar sudah lebih dari cukup".U'nI dalam menjalankan sistemnya lebih mengutamakan para distributor berkarakter jendral, yang memiliki sikap dan budaya kerja berlandaskan pengetahuan, keterampilan dan kebijaksanaan.
Menjadi MITRA USAHA U'nI, berarti anda mejadi seorang pemimpin yang mampu membawa komunitas jaringan pemasar anda kepada kehidupan yang lebih sejahtera. U'nI sebagai fasilisator secara berkesinambungan menyediakan 'nilai lebih' bagi anda berupa :- Produk-produk berkualitas yang selaras dengan alam.- Sistem pemasaran yang mudah dimengerti. mudah dijalankan serta menguntungkan.- Sistem penghitungan komisi mingguan, bulanan, triwulanan dan tahunan.- Support system yang terintegrasi.- Penyajian informasi bisnis berbasis TI dan SMS secara realtime.MITRA USAHA U'nI adalah sepenuhnya FREE-ENTERPRISE atau pelaku utama yang bebas dan mandiri, ini berarti kesuksesan anda sepenuhnya bergantung pada tekad, ketekunan, kerjasama dan jiwa kepemimpinan anda.
Adalah Campuran Bahan Bakar hasil karya putra Indonesia yang ramah lingkungan terbuat dari tumbuh-tumbuhan yang dapat meningkatkan tenaga dan akselerasi kendaraan Anda dan juga dapat menghemat bahan bakar kendaraan Anda sampai 30 %, mencegah mesin mengelitik / detonasi, melarutkan kandungan air dari kondesasi (penguapan) dalam tangki bahan bakar sehingga mencegah karat, mengurangi deposit karbon pada ruang bahan bakar, mengurangi kandar polusi pada gas buang.
Mekanisme Kerja
Interaksi POWERMAX dengan gasoline /diesel (bensin/solar) menimbulkan reaksi seketika dalam memecah dan melembutkan partikel bahan bakar sehinga mudah dikabutkan dan mudah terbakar dalam ruang bakar menjadikan pembakaran menjadi lebih sempurna, tenaga menjadi lebih besar, tidak ngelitik / detonasi, dan kadar polusi gas buang turun drastis.
Penggunaan
Dapat digunakan untuk semua mesin yang menggunakan bahan bakar bensin / solar. Misalnya : Mobil, Motor, Kapal, Boat, Motor tempel, Genset, Pompa air, dll
POWERMAX juga dapat digunakan untuk mesin / alat yang mengunakan bahan bakar minyak tanah. Unity Network International [U'n I baca You and I] sebagai perusahaan waralaba perseorangan pertama hasil karya putra daerah mempunyai misi mengangkat industri dan SDM disetiap daerah sebagai kebanggaan negeri sendiri agar tidak mengalami ketertinggalan di era globalisasi yang sudah didepan mata. Seperti pepatah bijak "Tak perlu memiliki 1.000 tentara dan 1.000 senjata untuk memenangkan pertempuran, 10 jendral dengan etos kerja yang benar sudah lebih dari cukup".U'nI dalam menjalankan sistemnya lebih mengutamakan para distributor berkarakter jendral, yang memiliki sikap dan budaya kerja berlandaskan pengetahuan, keterampilan dan kebijaksanaan.
Menjadi MITRA USAHA U'nI, berarti anda mejadi seorang pemimpin yang mampu membawa komunitas jaringan pemasar anda kepada kehidupan yang lebih sejahtera. U'nI sebagai fasilisator secara berkesinambungan menyediakan 'nilai lebih' bagi anda berupa :- Produk-produk berkualitas yang selaras dengan alam.- Sistem pemasaran yang mudah dimengerti. mudah dijalankan serta menguntungkan.- Sistem penghitungan komisi mingguan, bulanan, triwulanan dan tahunan.- Support system yang terintegrasi.- Penyajian informasi bisnis berbasis TI dan SMS secara realtime.MITRA USAHA U'nI adalah sepenuhnya FREE-ENTERPRISE atau pelaku utama yang bebas dan mandiri, ini berarti kesuksesan anda sepenuhnya bergantung pada tekad, ketekunan, kerjasama dan jiwa kepemimpinan anda.
Kamis, 18 Desember 2008
RPP IPS
B A B I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada pada tingkat satuan pendidikan kejuruan pada umumnya, SMK negeri 4 Makassar pada khususnya, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memuat materi Sosiologi, Sejarah, Ekonomi, Budaya dan Antropologi.
Melalui modul ini, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warganegara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, dan cinta damai. Kompetensi yang akan kita pelajari pada semester 1 (Ganjil) adalah standar kompetensi kedua yang terdiri dari 3 (tiga) kompetensi dasar. Ketiga kompetensi dasar ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai standar kompetensi tersebut.
Tiga kompetensi dasar yang akan kita pelajari dalam modul ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi Interaksi Sebagai Proses Sosial.
2. Mendeksripsikan Sosialisasi Sebagai Porses Pembentukan Kepribadian
3. Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial
Semuanya ini disusun secara sistematis, konprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat.
B. PRASYARAT
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam mempelajari modul ini sebaiknya anda sudah mempersiapkan diri secara maksimal dengan konsentrasi penuh. Anda harus menguasai isi modul secara bertahap dan simultan. Sebaiknya anda tidak membaca dan mempelajari modul ini secara meloncat-loncat. Jadi harus sesuai dengan urutan komptensi dasar yang ada. Anda akan lebih mudah memahami dan mepelajarinya dari setiap modul apabila materinya beurutan.
Dalam mempelajari modul ini, kemampuan yang harus anda miliki antara lain adalah kemauan dan semangat untuk mempelajari dan memahami situasi dan kondisi yang tengah berkembang pada masa itu.
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Petunjuk bagi siswa
a. Bacalah terlebih dahulu pendahuluan untuk mengetahui secara umum materi dalam modul ini.
b. Bacalah dengan saksama petunjuk dalam tiap materi modul serta tujuan yang akan dicapai pada modul ini.
c. Baca dan pahami materi pada modul ini.
d. Catatlah dan buat ringkasan materi penting.
e. Kerjakan apabila ada tugas pada setiap akhir modul, jika kesulitan diskusikanlah dengan teman atau guru anda.
f. Kerjakan soal evaluasi yang ada, mintalah penjelasan apabila ada hal-hal yang belum jelas.
g. Hasil penguasaan evaluasi menunjukkan tingkat penguasaan terhadap materi yang anda pelajari.
Apabila hasil yang Anda capai sesuai dengan target kelulusan, Anda boleh melanjutkan ke materi berikutnya. Jika tidak berhasil, maka anda ulangi lagi sesuai target kelulusan.
2. Petunjuk bagi guru
a. Mengkondisikan kelas untuk kelancaran proses pembelajaran.
b. Membimbing siswa untuk memahami materi dan pelaksanaan tugas.
c. Melaksanakan penilaian, remediasi.
d. Menjelaskan kepada siswa mengenai bagian yang perlu dibenahi, diperdalam untuk melanjutkan pelajaran berikutnya.
e. Mencatat kemajuan siswa.
D. PERLENGKAPAN PROSES PEMBELAJARAN
1. Buku referensi
2. Modul
3. Note Book
4. DVD
5. Gambar Iinteraksi Sosial
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
Kompetensi Dasar : 1.1 Mengidentifikasi Interaksi Sebagai Proses Sosial.
Setelah mempelajari materi ini siswa dapat :
1. Mendefinisikan pengertian interaksi sosial.
2. Mendefinisikan pengertian proses sosial.
3. Menjelaskan faktor yang mendasari terjadinya interaksi.
4. Menjelaskan syarat-syarat terjadinya interaksi sosial.
5. Menjelaskan wujud kontak sosial.
Memahami Kehidupan Sosial Manusia
Standar Kompetensi : 1
Kompetensi Dasar 1.1.
Mengidentifikasi interaksi sebagai proses sosial
1
2
3
Interaksi Sosial
Syarat-Syarat Interaksi Sosial
Proses Interaksi Sosial
1. Pengertian Umum
2. Pendapat ahli
Kontak
Faktor dasar terjadinya interkasi :
Imitasi
Sugesti
Identifikasi
Simpati
Wujud Kontak Sosial
Terjadinya Proses Komunikasi
Komponen Komunikasi
Komunikator
Komunikan
Pesan
Umpan Balik
Komunikasi
1. Kontak Primer
1. Kontak Antar Individu.
2. Kontak Antar Kelompok
3.Antar Individu dengan Kelompok
2. Kontak Sekunder
1
2
BAB II
MENGIDENTIFIKASI INTERAKSI
SEBAGAI PROSES SOSIAL
A. Interaksi Sosial.
Manusia adalah mahluk yang tidak dapat hidup sendiri dan terlepas dari pergaulan. Aristoteles menyebut manusia sebagai zoom poloiticom. Artinya, manusia adalah mahluk yang selalu hidup bermasyarakat. Masyarakat terbentuk karena adanya hasrat dalam diri manusia, antara lain:
1. Hasrat sosial, yaitu hasrat manusia untuk menghubungkan dirinya dengan individu atau kelompok lain;
2. Hasrat bergaul, yaitu keinginan untuk bergaul atau bergabung dengan orang-orang atau kelompok lain;
3. Hasrat memberitahukan, yaitu keinginan manusia menyampaikan perasaan kepada orang lain;
4. Hasrat meniru, yaitu keinginan manusia untuk meniru suatu gejala, baik secara diam-diam maupun terang-terangan, baik untuk sebagian maupun untuk keseluruhan;
5. Hasrat berjuang, yaitu keinginan untuk mengalahkan lawan atau mempertahankan hidupnya;
6. Hasrat bersatu, yaitu keinginan manusia untuk bersatu dengan lainnya agar tercipta kekuatan bersama sebab adanya kenyataan bahwa manusia adalah mahluk yang lemah; dan
7. Kesamaan keturunan dan keyakinan.
Di dalam masyarakat, anggotanya selalu berinteraksi atau berhubungan. Hubungan itu terjalin, baik dengan kelompok sendiri mau pun dengan kelompok lain. Interaksi adalah hubungan timbal balik antara individu manusia dengan individu lainnya. Interaksi sosial merupakan inti sari kehidupan sosial, artinya; kehidupan sosial tampak lebih nyata dalam berbagai bentuk pergaulan seseorang dengan orang lain. Interaksi sosial dapat juga diartikan sebagai hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antar orang perorangan, antara kelompok manusia dengan individu.
Interaksi sosial adalah adanyan aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi aktivitas manusia lainnya. Dengan demikian dapat diketahui bentuk utama dari proses sosial yaitu interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya interaksi sosial.
Menurut Alvin dan Gouldner; bahwa Interaksi sebagai aksi dan reaksi diantara orang-orang.
Sedangkan menurut Koentjaraningrat, menyatakan bahwa : terjadinya interaksi apabila satu individu berbuat sedemikian rupa sehingga menimbulkan reaksi dari individu atau individu-individu lainnya.
Setiap hari orang bergaul dengan orang lain. Kita berbicara dengan orang lain, bersalaman atau bahkan bermusuhan. Semua tindakan itu berciri timbal balik yang artinya melibatkan dua belah pihak. Hal ini tidak terlepas dari hakikat kita sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Hubungan itu diatur oleh nilai-nilai dan norma-norma hidup masyarakat.
Dalam hidup bermasyarakat, kita selalu berinteraksi dengan orang lain, baik secara sadar maupun tidak. Salah satu contoh yang sederhana yang sering kita alami, ketika seseorang berpapasan dengan orang lain di trotoar. Sekurang-kurangnya keduanya saling melirik, memandang, kemudian saling berpaling sehingga menghindari kontak mata ketika saling melewati.
Berikut ini dikemukakan beberapa pendapat ahli tentang interaksi sosial :
1. Soerjono Soekanto (1990:67) menyatakan bahwa walaupun orang-orang yang bertemu tidak saling berbicara atau tidak saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi. Karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang bersangkutan yang disebabkan oleh; misalnya bau keringat, minyak wangi, suara berjalan dan sebagainya. Kesemuanya itu menimbulkan kesan di dalam pikiran sesorang, yang kemudian menentukan tidakan apa yang akan dilakukan.
2. Erving Goffman (dikutip Giddens 1994:89) berpendapat bahwa dalam kejadian di atas telah terjadi ketidakpedulian masyarakat (civil inattetion), yang sebenarnya berbeda dengan mengabaikan sama sekali orang lain, karena masing-masing individu sadar akan kehadiran orang lain tetapi menghidari gerakan atau bahasa tubuh yang mungkin dianggap mengganggu. Sikap seperti itu penting dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan cara itu seseorang menyatakan pada orang lain bahwa mereka tidak perlu mencurigai, membenci atau menghidarinya. Bayangkan betapa kacaunya kehidupan jika setiap orang harus selalu was-was, takut atau khawatir jika berpapasan dengan orang lain.
Dalam masyarakat modern, kabanyakan orang hidup dan selalu berinteraksi dengan orang-orang yang tidak dikenal secara pribadi. Kehidupan tetap jalan dengan relatif stabil dan damai. Sesungguhnya kehidupan sosial kita dapat bertahan melalui civil inatention dan berbagai interaksi sosial yang terjadi ketika seseorang menghadapi orang yang tidak dikenalnya.
3. Macionis (1997:149) menyatakan bahwa interaksi sosial sebagai proses bertindak (aksi) dan membalas tindakan (reaksi) yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan orang lain.
4. Broom & Selznic (1961:11) menyebutkan bahwa interaksi sosial sebagai proses bertindak yang dilandasi oleh kesadaran adanya orang lain dan proses menyesuaikan respon (tindakan balasan) sesuai dengan tindakan orang lain.
B. Proses Interaksi Sosial.
Proses interaksi sosial adalah pengaruh timbal balik antara segi kehidupan yang satu mempengaruhi segi kehidupan lainnya. Misalnya, segi kehidupan ekonomi berpengaruh pada segi kehidupan pilitik, segi kehidupan politik berpengaruh pada segi kehidupan hukum, demikian pula sebaliknya.
Adanya berbagai aktivtas manusia yang dapat mempengaruhi aktivitas manusia lainnya itulah disebut interaksi sosial. Dengan demikian dapat diketahui bentuk utama dari proses sosial yaitu interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya aktivitas sosial.
Interaksi sosial sebagai reaksi hubungan timbal balik yang dipengaruhi (digerakkan) oleh faktor-faktor dari luar individu. Menurut Soejono Soekanto, terdapat empat faktor yang menjadi dasar proses interaksi. Adapun keempat faktor tersebut antara lain :
1. Imitasi.
Imitasi adalah tindakan sosial meniru sikap, tindakan, gaya hidup atau penampilan fisik seseorang secara berlebihan. Sebagai suatu proses, ada kalanya imitasi berdampak positif apabila yang ditiru adalah individu-individu yang baik menurut pandangan umum masyarakat. Akan tetapi imitasi juga dapat berdampak negatif apabila sosok individu yang ditiru berlawanan dengan pandangan umum masyarakat. Misalnya, imitasi seorang remaja terhadap artis idolanya.
Imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku, namun juga dapat mengakibatkan terjadinya penyimpangan terhadap nilai-nilai dan norma dalam masyarakat. Hal itu tergantung dari figur yang diimitasi oleh seseorang. Imitasi juga dapat melemahkan atau bahkan mematikan pengembangan daya kreasi seseorang.
2. Sugesti.
Sugesti adalah pandangan atau pengaruh yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain, sehingga orang lain menuruti isi pandangan atau pengaruh tersebut baik secara sadar maupun tidak sadar tampa berpikir panjang. Sugesti biasanya dilakukan dari orang-orang yang berwibawa dan memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya. Sugesti dapat pula berasal dari kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas, ataupun orang dewasa terhadap anak-anak. Cepat atau lambat proses sugesti ini sangat tergantung pada usia, kepribadian, kemampuan intelektual, dan keadaan fisik seseorang. Sugesti lazimnya berkonotasi negatif karena mampu mendorong orang untuk bertindak secara emosional, dan tak rasional.
3. Identifkasi.
Identifikasi adalah usaha seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Orang yang menjadi sasaran indentifikasi dinamakan idola (sosok yang dipuja). Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, lebih dari sekedar meniru seseorang. Dalam identifikasi terjadi proses pembentukan kepribadian. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya atau tak disadari maupun dengan disengaja.
Seseorang yang mengidentifikasi dirinya dengan satu figur tertentu benar-benar mengenal figur yang menjadi idolanya. Pandangan, sikap, dan norma yang dianut figur itu akan menjiwai orang yang mengidentifkasikan diri itu. Identifkasi mengakibatkan terjadinya pengaruh-pengaruh yang lebih mendalam ketimbang proses imitasi.
4. Simpati.
Simpati adalah perasaan tertarik kepda pihak lain yang mendorong keinginan untuk memahami dan bekerja dengan pihak lain.
Dibandingkan ketiga faktor interaksi sosial sebelumnya, simpati melalui proses yang relatif lambat. Namun pengaruh simpati lebih mendalam dan tahan lama.
Agar simpati dapat berlangsung, diperlukan adanya saling pengertian antara kedua belah pihak. Pihak yang satu terbuka mengungkapkan pikiran ataupun isi hatinya, sedangkan pihak yang lain mau menerimanya. Itulah sebabnya simpati menjadi dasar hubungan persahabatan dan cinta.
C. Syarat-Syarat Interaksi Sosial. (TNT 1) 28/08/2008
Interaksi sosial terjadi karena adanya dua pihak yang saling kontak dan melakukan komunikasi.
1. Kontak.
Secara harfiah kontak berarti “bersama-sama menyentuh”. Dalam sosiologi, istilah kontak diartikan sebagai “hubungan dengan orang lain”. Hubungan dengan orang lain dapat dilakukan secara tatap muka (langsung) maupun melalui sarana perhubungan atau perantara (tidak lansung). Oleh karena itu, kontak sosial juga dapat bersifat langsung maupun tidak lansung dengan menggunakan alat penghubung/alat komunikasi.
Kontak hanya mungkin berlangsung apabila kedua belah pihak sadar akan kedudukan atau keadaan masing-masing. Artinya kontak memerlukan kerja sama kedua belah pihak. Di era global, dengan kemajuan teknologi, kontak dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
Dilihat dari wujudnya, kontak sosial dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Kontak antar individu.
Kontak antar individu adalah interaksi sosial yang terjadi antara orang perorangan atau individu dengan individu. Didalam interaksi antar individu kita saling mempengaruhi. Individu yang dipengaruhi akan memberi respon, tanggapan, atau reaksi dalam berbagai bentuk. Misalnya; kedipan mata, ucapan salam. Kontak antar individu juga dapat terjadi dalam bentuk negatif, misalnya; marah, cemberut, muram, diam, bertengkar dan perilaku aneh lainnya.
b. Kontak antar kelompok.
Kontak sosial antar kelompok adalah interaksi sosial yang terjadi antara kelompok satu dengan kelompok lainnya. Misalnya antara dua perusahaan dalam hubungan bisnis, antara warga RT 2 dengan RT 3 membangun jembatan.
c. Kontak antara individu dengan suatu kelompok.
Kontak sosial antara individu dengan kelompok adalah interaksi sosial yang terjadi antara idividu dengan kelompoknya. Misalnya antara ketua kelas dengan teman-teman dikelasnya, antara khatib dengan jamaah masjid.
Kontak sosial yang dilakukan menurut terjadinya proses komunikasi dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Kontak Primer (Kontak langsung)
Kontak primer yaitu hubungan timbal balik yang terjadi secara langsung. Misalnya; tatap muka, berjabat tangan, saling memandang dan saling melirik.
b. Kontak Sekunder (Kontak tidak langsung)
Kontak sekunder yaitu kontak sosial yang memerlukan pihak ketiga sebagai media untuk melakukan hubungan timbal balik. Misalnya ; Yanto meminta tolong kepada Joko untuk mengajak Erna bergabung dalam Kelompok Ilmiah Remaja yang dipimpinnya, Si Aman mengirim surat cinta kepada gadis pujaannya tetapi menyuruh temannya untuk menyerahkan surat tersebut.
2. Komunikasi.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain melalui sarana komunikasi. Dilihat dari segi interaksi sosial, dapat dipandang sebagai proses pertukaran informasi dan makna diantara pihak-pihak yang sedang berinteraksi sosial. Sarana utama dalam komunikasi antara manusia mengadakan pembicaraan dengan sesama manusia. Komunikasi menggunakan bahasa disebut komunikasi verbal.
Selain menggunakan bahasa, komunikasi juga dapat melakukan dengan menggunakan ekspresi wajah (tertawa, menangis, tersenyum, cemberut, mengernyit, mengerling) dan gerakan tubuh (menggelengkan kepala, mengangguk, membungkuk, mengangkat bahu, menarik napas panjang, melambaikan tangan, menggerakkan ibu jari atau telunjuk).
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi itu dapat efektif apabila pesan yang disampaikan ditafsirkan sama oleh pihak penerima pesan tersebut.
Komponen komunikasi. Agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik sedikitnya dibutuhkan komponen-komponen sebagai berikut :
Pengiriman atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
Penerima atau komunikan (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.
Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerima pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
Secara ringkas proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut :
Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung atau tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti kedua pihak. Selanjutnya, komunikator (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah ia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh sipengirim.
Tugas
Amatilah kegiatan yang ada di lingkungan keluargamu dan di lingkungan sekitarmu. Kemudian diskusikanlah dengan teman-temanmu di kelas. Faktor apa saja yang mendorong terjadinya interkasi sosial menurut pengamatanmu sendiri. Berikanlah alasan dari hasil pengamatanmu.
Hasil pengamatanmu buat dalam bentuk laporan dengan susunan sebagai berikut :
1. Proses interaksi sosial :
a. Di lingkungan keluarga,
b. Di lingkungan sekitar tempat tinggal.
2. Faktor pendorong terjadinya interaksi sosial.
a. Di lingkungan keluarga,
b. Di lingkungan sekitar tempat tinggal.
3. Kesimpulan.
Evaluasi.
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, atau e.
1. Manusia adalah mahluk yang selalu hidup bermasyarkat, oleh Aristoteles disebut manusia sebagai ....
a. zoom sociologom d. zoom polize
b. zoom sociologi e. zoom poloiticom
c. zoom homo homonis
2. Hubungan timbal balik antara individu manusia dengan individu lainnya disebut ....
a. Komunikasi c. Integritas e. proses
b. Integrasi d. interaksi
3. Terjadinya interaksi apabila satu individu berbuat sedemikian rupa sehingga menimbulkan reaksi dari individu atau individu-individu lainnya, adalah pendapat ....
a. Soerjono Soekanto d. Alvin & Gouldner
b. Erving Goffaman e. Broom & Selznic
c. Kuntjaraningrat
4. Interaksi sosial sebagai proses bertindak dan membalas tindakan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, pernyataan ini dikemukakan oleh ....
a. Soerjono Soekanto d. Alvin & Gouldner
b. Erving Goffaman e. Broom & Selznic
c. Kuntjaraningrat
Adanya berbagai aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi aktivitas manusia lainnya, disebut ....
a. Komunikasi sosial d. Interaksi sosial
b. Integrasi sosial e. Proses sosial
c. Integritas sosial
Upaya seorang individu untuk mempengaruhi individu lain disebut ....
a. Proses sosial d. Komunikasi sosial
b. Tindakan sosial e. Keteraturan sosial
c. Interakasi sosial
Tindakan seorang remaja yang suka meniru sikap, tindakan, model, gaya hidup atau penampilan pisik tokoh idolanya secara berlebihan disebut ....
a. Identifikasi c. Sugesti e. agresif
b. Imitasi d. asimilatif
Seorang siswa mendapat pengaruh dari orang lain, sehingga siswa tersebut menuruti isi pengaruh tersebut baik secara sadar maupun tidak, tampa pikir panjang. Hal ini termasuk kategori ....
a. Identifikasi d. asimilatif
b. Imitasi e. agresif
c. Sugesti
Seseorang berusaha menjadi sama dengan orang lain disaebut ....
a. Identifikasi d. asimilatif
b. Imitasi e. Simpati
c. Sugesti
Simpati merupakan salah satu faktor yang mendasari terbetuknya interaksi sosial, artinya ....
a. tindakan seseorang meniru gaya hidup orang lain
b. Upaya yang dilakukan seseorang untuk menjadi sama
c. Dorongan individu untuk merubah kearah yang lebih baik
d. Dorongan keinginan untuk memahami dan bekerja dengan pihak lain.
e. Menuruti perintah orang tua
Upaya seorang individu untuk mempengaruhi individu lainnya disebut :
a. Tindakan sosial d. Interaksi sosial
b. Komunikasi sosial e. Keteraturan sosial
c. Proses sosial
Seperangkat aturan atau ketentuan untuk mencapai kepentingan tertentu dalam bidang kehidupan masyarakat disebut ....
a. Sistem sosial d. Inovasi
b. Organisasi sosial e. Norma sosial
c. Proses sosial
Imitasi merupakan salah satu faktor yang mendasari terbentuknya interaksi sosial, artinya ....
a. Tindakan seseorang kepada orang lain untuk gaya saja
b. Upaya yang dilakukan sesorang untuk menjadi sama
c. Menuruti atau melaksanakan perintah orang tua
d. Dorongan individu untuk mengubah ke arah yang baik
e. Persaan senang kepada orang lain untuk menolong/membantu
Kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain disebut ....
a. Simpati d. Sugesti
b. Identifikasi e. Isolasi
c. Imitasi
Suatu interaksi terjadi pertama-tama didahului oleh kontak dan diikuti dengan ....
a. Sugesti d. Orientasi
b. Imitasi e. Imitasi
c. Isolasi
Arman mengirim surat kepada Anggun melalui Amran. Perihal ini merupakan
a. Kontak primer d. Kontak sekunder
b. Kontak Primer langsung e. Komunikasi langsung
c. Kontak sekunder langsung
Sikap dan prilaku adik seperti berbicara, berpakaian dan berjalan, selalu ingin sama dengan kakak. Contoh tindakan ini merupakan tindakan yang didasari faktor ....
a. Imitasi d. Empati
b. Sugesti e. Invasi
c. Identifikasi
Bapak Cokro sedang mengajar sisiwa di kelas. Bentuk semacam ini dinamakan ....
a. Interaksi individu dan kolompok d. Interaksi lingkungan
b. Interaksi individu dan individu e. Interaksi sekolah
c. Interaksi kelompok dan kelompok
Seorang penderita penyakit menahun enggan pergi ke dokter malainkan memilih pengobatan alternatif yang sudah terkenal pengobatannya, hal ini merupakan ....
a. Sugesti c. Empati e. Simpati
b. Imitasi d. Motivasi
Seorang teman ada yang meninggal salah satu keluarganya. Kita sama-sama merasa kehilangan karena sudah dianggap saudara sendiri. Hal ini dinamakan ....
a. Sugesti c. Empati e. Simpati
b. Imitasi d. Motivasi
Seorang guru dapat dijadikan panutan murid-muridnya. Guru tersebut dianggap sebagai ....
c. Sugesti c. Empati e. Simpati
d. Imitasi d. Motivasi
Orang yang sedang marahan, jika bertemu saling berdiam diri, merupakan bentuk interaksi sosial ....
a. Interaksi antara individu dan individu
b. Interaksi antara individu dan kelompok
c. Interaksi antara kelompok dan lingkungan
d. Interaksi antara kelompok dan kelompok
e. Interaksi antara individu dan lingkungan
Hubungan antara anak dengan orang tua merupakan salah satu wujud kontak ....
a. Kontak individu dengan kelompok d. Kontak antar individu
b. Kontak kelompok dengan kelompok e. Hubungan famili
c. Kontak antar kelompok
Peratndingan antara PSMS dengan Sriwijaya PC merupakan salah satu wujud kontak ....
a. Kontak individu dengan kelompok d. Kontak antar individu
b. Kontak kelompok dengan kelompok e. Hubungan famili
c. Kontak antar kelompok
Tindakan yang patut di contoh merupakan salah satu cara untuk dapat memberi ....
a. Inspirasi c. Keinginan e. Kemauan
b. Motivasi d. hiburan
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan tepat.
Jelaskan yang dimaksud dengan interaksi sebagai aksi.
Jelaskan contoh sugesti, dan bagaimana caranya memberikan sugesti kepada orang lain.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan imitasi.
Sebutkan syarat-syarat interaksi sosial.
Berikanlah gambaran singkat proses berlangsungnya komunikasi.
C/NYC
Komentar Guru
Paraf
Kompetensi Dasar : 1.2 Mendeskripsikan kehidupan sosial sebagai proses sosial
Setelah mempelajari materi ini siswa di harapkan dapat :
1. Mengidefinisikan pengertian sosialisasi.
2. Menguraikan dengan singkat empat tahapan sosialisasi menurut ahli sosiologi.
3. Menjelaskan dengan singkat lima media sosialisasi.
4. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi keberhasilan sosialisasi.
5. Mengemukakan unsur-unsur yang menentukan terbentuknya prilaku individu.
6. Menguraikan dengan singkat faktor-faktor yang mempengaruhi per-kembangan kepribadian idividu.
Memahami Kehidupan Sosial Manusia
Standar Kompetensi : 1
Kompetensi Dasar 1.2.
Mendeskripsikan sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian
1
2
3
Faktor-faktor yang mem-pengaruhi pembentukan kepribadian
Media sosialisasi
Pengertian sosialisasi
1. Pengertian Umum
2. Pendapat para ahli
3. Pengertian pokok
4. Teori Sosialisasi
Definisi keperibadian
1. Media (keluarga, teman bermain, sekolah, media massa, & tempat kerja)
2. Tujuan
3. Indikasi untuk mencapai tujuan
4. Faktor keberhasilan Sosialisasi (Intern & Ekstern)
Yang mempengaruhi timbulnya kepribadian :
1. Faktor warisan biologis :
a. Susunan biologis
b. Kematangan biologis
c. Karakter fisik
2. Faktor geografis
3. Faktor kebudayaan
4. Faktor pengalaman hidup dalam kelompok :
a. acuan (referensi)
b. majemuk
5. Faktor pengalaman unik
1. Pengetahuan
2. Perasaan
3. Dorongan naluri
Susunan Kepribadian
BAB III
SOSIALISASI SEBAGAI PROSES PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Pengertian sosialisasi.
Secara sederhana sosialisasi dapat diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup yang berkenaan dengan bagaimana individu mempelajari cara-cara hidup, norma dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima oleh kelompoknya.
Adapun definisi sosialisasi menurut para ahli antara lain.
1. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
2. Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
3. Bruce J. Cohen
Sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tatacara kehidupan dalam masyarakat, untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota suatu kelompok.
4. Horton dan Hunt (1987:89)
Sosialisasi sebagai proses melalui seseorang menginternalisasi-kan norma-norma kelompok dimana ia hidup, sehingga berkembang menjadi satu pribadi yang unik.
5. Giddens (1994:60)
Melukiskan proses sosialisasi sebagai proses di mana seorang bayi yang lemah secara bertahap dan aktif berkembang menjadi satu pribadi yang sadar akan dirinya sendiri, pribadi yang berpengetahuan dan terampil akan cara hidup dalam kebudayaan tempat ia tinggal.
6. Ritcher Jr (1987:139)
Sosialisasi adalah proses di mana seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan-keterampilan, dan sikap yang diperlukannya agar dapat berfungsi sebagai orang dewasa dan sekaligus sebagai pemeran aktif dalam satu kedudukan atau peranan tertentu dimasyarakatnya.
7. Stewart (1985:93)
Sosialisasi adalah proses orang memperoleh kepercayaan-kepercayaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan kebiasaan-kebiasaan dalam kebudayaannya. Melalui proses sosialisasi akan tumbuh satu pribadi yang khas karena sifat-sifat kelompok tidak pernah diserap secara sama oleh masing-masing anggota kelompok.
8. Broom dan Selznic (1961:79)
Sosialisasi adalah proses membangun atau menanamkan nilai-nilai kelompok pada diri seseorang. Dari segi masyarakat, sosialisasi adalah cara untuk mentransmisikan kebudayaan dan cara bagaimana seseorang disesuaikan kedalam cara kehidupan yang telah diorganisir. Dari segi individu, sosialisasi adalah pemenuhan potensi pertumbuhan dan perkembangan pribadinya.
Sosialisasi memanusiakan manusia dan mengembangkannya agar menjadi pribadi-pribadi yang mempunyai kesadaran identitas, maupun mengatur dan mendisiplinkan dirinya, dan memiliki cita-cita, nilai-nilai dan ambisi.
Dari berbagai pendapat di atas, maka dapat ditarik beberapa pengertian pokok tentang sosialisasi, sebagai berikut :
1. Sosialisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia.
2. Dalam sosialisasi terjadi saling pengaruh antara individu beserta segala potensi kemanusiaannya dengan masyarakat beserta kebudayaannya.
3. Melalui proses sosialisasi, menyerap pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma, sikap, dan keterampilan dari kebudayaan masyarakatnya.
4. Hasil sosialisasi adalah berkembangnya kepribadian seseorang menjadi satu pribadi yang unik, sedangkan kebudayaan masyarakat juga terpelihara dan berkembang melalui proses sosialisasi.
Proses sosialisasi memungkinkan orang berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku bagi masyarakat, sehingga terhindar dari perilaku asosial, yaitu perilaku yang bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat.
Sosialisasi terjadi melalui interaksi antar manusia. Manusia mempelajari sesuatu dari orang-orang yang paling penting dalam kehidupannya, seperti anggota keluarga dekat, teman baik, dan para guru. Namun demikian manusia juga belajar dari orang-orang yang mereka temui di jalan, di TV, dalam film, majalah, atau melalaui internet.
Berikut ini beberapa teori sosialisasi menurut ahli sosiologi, antara lain :
1. George Herbert Mead.
Sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan menjadi empat tahapan, yaitu :
a. Tahap Persiapan ( preparatory stage )
Pada tahap ini, merupakan saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Misalnya; kata “makan” yang diajarkan anak usia balita diucapkan “mam”. Makna kata tersebut belum dipahami secara tepat oleh anak. Lama kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan keyataan yang dialaminya.
b. Tahap Meniru (Play Stage)
Pada tahap ini, seorang anak kecil mulai bekerja mengambil peran yang berada di sekitarnya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anaknya. Dengan kata lain, sudah mulai terbentuk kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain. Terbentuknya kasadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan orang-orang yang jumlahnya banyak. Sebagian dari orang-orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting dalam pembentukan dan bertahannya diri, yakni di mana anak menyerap nilai dan norma. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang yang amat berarti (significant other).
c. Tahap Siap Bertindak (Game Stage)
Pada tahap ini seorang anak tidak hanya lebih mengetahui peran yang harus dijalankan, tetapi telah mulai mengetahui peran yang harus dijalankan orang lain. Kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain pun mulai meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Pada tahap ini, mulai sadar akan tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya, lawan berinteraksi semakin banyak dan hubungannya semakin kompleks, mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah.
d. Tahap penerimaan Norma Kolektif (Generalize Stage)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinterkasi dengannya tetapi juga dengan masyarakat secara luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama, bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya menjadi mantap. Manusia pada perkembangannya telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
2. Charles H. Cooley.
Charles H. Cooley menekankan peranan interaksi dalam proses sosialisasi. Konsep diri (self concept) seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini dinamakan looking glass self yang terbentuk melalui tiga tahap yaitu :
a. Kita membayangkan bagaimana diri kita di mata orang lain.
Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar karena sang anak memiliki prestasi di kelas dan selalu menang di berbagai lomba.
b. Kita membayangkan bagaimana orang lain menilai kita.
Dengan pandangan bahwa si anak adalah anak yang hebat, sang anak membayangkan pandangan orang lain terhadap kita. Ia merasa selalu dipuji oleh orang lain, sehingga selalu percaya pada tindakannya. Perasaan ini bisa muncul dari perlakuan orang terhadap dirinya. Misalnya, gurunya selalu mengikutsertakannya dalam berbagai kegiatan lomba atau orang tuanya selalu memamerkannya kepada orang lain. Ingatlah bahwa pandangan ini tidak selamanya benar. Sang anak mungkin merasa dirinya hebat padahal dibandingkan dengan orang lain, ia tidak ada apa-apanya. Parasaan hebat bisa menjadi menurun kalau sang anak memperoleh informasi dari orang lain bahwa ada anak yang lebih hebat dari dirinya.
c. Bagaimana perasaan kita sebagai akibat penilain tersebut.
Dengan adanya penilaian bahwa sang anak adalah anak yang hebat, timbul perasaan bangga dan penuh percaya diri.
Ingatlah selalu bahwa pandangan negatif juga memiliki efek yang sama. Seorang anak yang selalu diejek jelek atau nakal dapat merasa dirinya jelek atau nakal. Padahal pandangan itu belum tentu benar.
Media Sosialisasi.
1. Keluarga (kinship)
Keluarga merupakan lingkungan utama yang pertama kali dikenal oleh anak. Fungsi utama keluarga adalah menjaga dan memelihara anak-anak. Kita mengalami sosialisasi pertama kali dalam kehidupan sebagai bayi dan anak-nak dalam keluarga. Pelaku sosialisasi di lingkungan keluarga meliputi orang tua, saudara kandung, kakek, nenek, paman, bibi dan sebagainya. Disamping itu bagi keluarga yang memiliki status sosial yang lebih baik, agen sosialisasi termasuk pekerja sosial, baby sitter, pembantu dan sebagainya. Peran agen sosialisasi sangat penting, sebab tergantung dari kemampuan yang harus diajarkan kepada anak.
2. Teman bermain (peer groups).
Teman bermain biasa juga disebut kelompok sebaya, yang dialami anak setelah ia mampu bepergian ke luar rumah. Pada awalnya sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun sangat berpengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman barmain adalah pada masa remaja.
3. Sekolah.
Menurut Dreeben; dalam lembaga pendidikan sekolah (pendidikan formal) seseorang belajar membaca, menulis dan berhitung. Disamping itu juga dipelajari aturan-aturan mengenai kemandirian, prestasi, universal, dan spesifikasi.
Fungsi utama pendidikan di sekolah adalah :
a. Menyiapkan anak-anak untuk menyongsong kehidupannya kelak,
b. Membantu perkembangan potensi anak sebagai pribadi yang utuh dan mahluk sosial yang bermanfaat bagi kehidupan sosial.
Disamping itu, melalui pendidikan juga terjadi proses :
a. Memelihara kebudayaan dengan mewariskan kepada generasi muda
b. Mengembangkan kemampuan partisipasi siswa dalam kehidupan demokratis dengan mengajarkan keterampilan-keterampilan berkomunikasi dan pengembangan kemampuan berfikir rasional dan mandiri.
c. Memperkaya kehidupan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan seni siswa.
d. Meningkatkan penyesuaian diri siswa dengan bimbingan pribadi dan berbagai pelajaran seperti psikologi terapan, pendidikan seks, efek penyalah gunaan narkoba.
e. Meningkatkan kesehatan siswa dengan latihan-latihan fisik dan pelajaran tentang kesehatan.
f. Membentuk warganegara yang patriotik dengan pelajaran tentang kejayaan negara, peningkatan persatuan kesatuan bangsa dan bela negara.
Melalui proses pendidikan, anak-anak diperkenalkan pada nilai-nilai dan norma atau budaya masyarakat, bangsa, dan negaranya, sehingga diharapkan dapat memahami, menghayati, dan mengamalkannya dalam kesehariannya. Melalui pendidikan dan pelatihan, anak-anak diperkenalkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi dengan harapan dapat mengembangkannya.
4. Media massa.
Media massa, baik cetak maupun elektronik merupakan bentuk komunikasi yang dikategorikan sebagai pelaku sosialisasi. Pesan yang disampaikan akan mempengaruhi perilaku seseorang.
5. Tempat kerja
Tempat kerja juga merupakan sarana sosialisasi seseorang. Pekerjaan menuntut peran tertentu dari pekerjanya. Oleh karena itu, pekerjaan juga membentuk kepribadian seseorang. Orang yang bekerja di industri akan terbentuk menjadi pribadi yang disiplin, menghargai waktu, menguasai teknologi, dan tekun dalam bekerja.
Sosialisasi sebagai proses sosial mempunyai tujuan,yaitu sebagai berikut;
1. Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melangsungkan kehidupan seseorang di tengah-tengah masyarakat tempat ia tinggal.
2. menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien serta mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis dan bercerita.
3. Membantu pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
4. Membiasakan individu dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
Untuk mencapai tujuan sosialiasasi dapat dilihat dari adanya indikasi-indikasi berikut :
1) Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan alam sekitar. Hal ini dapat diukur dan seseorang mengenal keluarga, saudara, tetangga.
2) Dapat berintegrasi dengan lingkungan sosial masyarakat, misalnya seseorang bisa akrab bergaul dengan keluarganya, tetangganya, temannya, dan warga masyarakat sekitarnya.
3) Adanya peningkatan status dan peranan seseorang dalam berusaha.
Sedangkan keberhasilan proses sosialisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :
1. Faktor yang berasal dari dalam diri individu meliputi.
Biologis yang meliputi bentuk tubuh, golongan darah, wajah, dan alat indra.
Tingkat kecerdasan atau Intelegensi Question (IQ)
Tingkat emosional atau Emosional Question (EQ), dan
Potensi, bakat serta keterampilan.
2. Faktor dari luar individu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sosialisasi yang berasal dari luar yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat setempat, lingkungan bermain/pergaulan, lingkungan pendidikan dan lingkungan pekerjaan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Kepribadian.
Istilah “kepribadian” adalah sebagai ciri-ciri watak seseorang individu yang kosisten, yang memiliki identitas khusus sebagai individu. Ciri khas tersebut berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain.
Konsep kepribadian adalah konsep yang luas sehingga tidak mungkin dapat merumuskan satu definisi yang tajam. Oleh karena itu, para ahli berbeda pendapat tentang definisi kepribadian, tetapi dapat melengkapi dan memperkaya pemahaman tentang konsep kepribadian.
Berikut ini beberapa definisi kepribadian manurut para ahli antara lain :
1. M.A.W. Brower, menyatakan bahwa “Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang”.
2. Theodore R. Newcombe : “Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku”.
3. Yinger : “Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinterkasi dengan serangkaian situasi”.
4. Cuber : “Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang”.
5. Horton menyatakan bahwa “Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan temperamen seseorang”.
6. Schaefer & Lamm mendefinisikan “ Kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri khas dan perilaku seseorang”.
Pola-pola perilaku setiap manusia secara individual sebenarnya unik dan berada satu sama lain. Perilaku manusia ditentukan oleh naluri, dorongan-dorongan, refleks-refleks, atau kelakuan manusia yang tidak lagi dipengaruhi dan ditentukan oleh akal dan jiwanya, seperti tindakan yang membabi buta. Unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perilaku tiap-tiap individu disebut susunan kepribadian, yang meliputi :
1. Pengetahuan.
Pengetahuan individu terisi dengan fantasi, pemahaman, dan konsep yang lahir dari pengamatan dan pengalaman mengenai bermacam-macam hal yang berbeda dalam lingkungan individu tersebut. Semua itu direkam oleh otak dan sedikit diungkapkan oleh individu tersebut dalam bentuk perilaku.
2. Perasaan.
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilakn nilai positif atau negatif terhadap sesuatu. Bentuk penilaian itu, dipengaruhi oleh pengetahuannya. Oleh sebab itu, perasaan selalu bersifat subyektif karena adanya unsur tadi, yang biasa jadi berbeda dengan penilaian orang lain. Perasaan mengisi penuh kesadaran manusia tiap saat dalam hidupnya.
3. Dorongan naluri.
Dorongan naluri adalah kemauan yang sudah merupakan naluri pada setiap manusia. Berikut ini adalah dorongan naluri :
a. Dorongan untuk mempertahankan hidup,
b. Dorongan seksual,
c. Dorongan untuk mencari makan,
d. Dorongan untuk bergaul dan berintearksi dengan sesama manusia.
e. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesama,
f. Dorongan untuk berbakti,
g. Dorongan akan keindahan bentuk, warna, suara, dan gerak.
Kepribadian seseorang dapat terbentuk, berkembang dan berubah seiring dengan proses sosialisasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :
1. Warisan biologis adalah semua hal yang diterima seseorang sebagai manusia melalui gen kedua orangtuanya. Warisan biologis dapat dibagi tiga bagian yaitu :
a. Persamaan biologis.
Setiap manusia sehat dan normal memiliki kesamaan biologis tertentu seperti tubuh dua tangan, dua kaki, lima indra. Persamaan biologis ini membantu menjelaskan persamaan dalam kepribadian dan prilaku semua orang. Setiap warisan biologis seseorang bersifat unik, artinya tidak seorangpun yang mempunyai karakteristik fisik yang sama bahkan anak kembar sekalipun.
b. Kematangan biologis
Kematangan biologis merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang. Misalnya anak yang berumur 2 tahun tentu tidak dapat membaca, meskipun dipaksa belajar. Hal ini bukan disebabkan karena kepribadiannya yang aneh, tetapi karena kematangan otot matanya belum berkembang dengan baik.
c. Karakteristik fisik.
Tidak semua faktor karakteristik fisik menggambarkan kepribadian seseorang. Misalnya, orang gemuk adalah orang periang, orang yang keningya lebar adalah orang paling cerdas, orang yang berambut merah adalah orang mudah marah, dan orang yang rahangnya lebar mempunyai kepribadian kuat. Anggapan seperti itu lebih banyak disebabkan apriori masyarakat yang dilatar belakangi oleh kondisi budaya setempat. Namun harus diakui bahwa karakteristik fisik dapat pula menjadi faktor dalam perkembangan kepribadian sesuai dengan bagaimana ia mendefinisikan dan diperlukan dalam masyarakat dan oleh keleompok acuan.
2. Faktor Geografis (Lingkungan Fisik). TNT 1
Pengaruh lingkungan geografis atau lingkungan fisik terhadap kepribadian manusia sedikit dibandingkan faktor-faktor lainnya. Lingkungan fisik tidak mendorong terjadinya kepribadian khusus seseorang. Lingkungan geografis hanya memberikan serangkaian pembatasan bagi kebudayaan yang mungkin berkembang, yang pada gilirannya kebudayaan itulah yang mempengaruhi kepribadian seseorang.
3. Faktor Kebudayaan
Kepribadian yang muncul dari masyarakat yang satu berbeda dengan kepribadian masyarakat lainnya. Setiap masyarakat mengembangkan satu atau beberapa macam kepribadian dasar yang sesuai dengan kebudayaannya.
4. Faktor Pengalaman Hidup dalam Kelompok.
Kelompok adalah wahana di mana seseorang mengalami perkembangan kepribadian. Seseorang menyadari kebiasaan-kebiasaan, memahami larangan-larangan (tabu), dan menerima hadiah dan hukuman melalui kelompok. Kelompoklah yang merupakan sarana langsung untuk menyalurkan kebudayaan kepada seseorang. Kelompok yang sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Kelompok acuan (referensi).
Tampa pengalaman hidup dalam kelompok, kepribadian normal seseorang tidak mungkin berkembang. Dari berbagai kelompok yang melingkupi kehidupan seseorang, ada kelompok dijadikan model bagi gagasan-gagasan dan norma perilaku seseorang (kelompok referensi).
Kelompok acuan yang pertama adalah keluarga. Sifat dasar kepribadian individu dibentuk pada masa awal kehidupan anak-anak dalam keluarga. Kelompok teman sebaya sama usia dan statusnya.
b. Kelompok majemuk.
Kelompok majemuk menunjuk pada kenyataan masyarakat
5. Faktor Pengalaman Unik.
Pada lingkungan keluarga yang sama, tidak ada individu memilih kepribadian yang sama, karena meskipun berada dalam satu keluarga tidak mendapatkan pengalaman yang sama. Begitu juga dengan pengalaman yang dialami oleh seseorang yang lahir kembar, tidak akan sama.
Menurut Paul B. Horton, kepribadian tidak dibangun dengan menyusun peristiwa di atas peristiwa lainnya. Arti dan pengaruh suatu pengalaman tergantung pada pengalaman-pengalaman yang mendahuluinya. Pengalaman-pengalaman yang unik akan mempengaruhi kepribadian seseorang. Kepribadian itu berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, karena pengalaman yang dialami seseorang itu unik dan tidak ada satu orang pun yang dapat menyamainya.
Evaluasi
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, atau e pada lembar jawaban yang tersedia.
1. Sebuah proses seumur hidup yang berkenaan dengan bagaimana individu mempelajari cara-cara hidup, norma dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima oleh kelompoknya, disebut ....
a. Interaksi d. Aksi
b. Prosesi e. Sosialisasi,
c. Kepribadian
2. Proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat, adalah sosialisasi menurut ....
a. Bruce J. Cohen d. Peter Berger,
b. Charlotte Buhler e. Ritcher Jr
c. Giddens
3. Proses di mana seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan-keterampilan, dan sikap yang diperlukannya agar dapat berfungsi sebagai orang dewasa dan sekaligus sebagai pemeran aktif dalam satu kedudukan atau peranan tertentu dimasyarakatnya, adalah sosialisasi menurut....
a. Bruce J. Cohen d. Peter Berger,
b. Charlotte Buhler e. Ritcher Jr
c. Giddens
4. Di bawah ini adalah pengertian pokok sosialisasi, kecuali....
a. Proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia
b. Terjadi saling mempengaruhi antara individu beserta segala potensi kemanusiaannya dengan masyarakat beserta kebudayaannya
c. Menyerap pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma, sikap, dan keterampilan dari kebudayaan masyarakatnya
d. Berkembangnya kepribadian seseorang menjadi satu pribadi yang unik
e. Sebagai proses bertindak yang dilandasi oleh kesadaran adanya orang lain dan proses menyesuaikan respon sesuai dengan tindakan orang lain,
5. Waktu-waktu dimana seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Hal ini termasuk tahap perkembangan anak pada tahap ...
a. Preparatory satage, d. Game stage
b. Play Stage e. Generalize stage
c. Tahap meniru
6. Pada tahap perkembangan anak, di mana anak mulai sadar akan tuntutan untuk mebela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya.
a. Preparatory satage d. Game stage,
b. Play Stage e. Generalize stage
c. Tahap meniru
7. Manusia pada perkembangannya telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya dan telah dianggap dewasa. Ini adalah tahap perkembangan tingkat
a. Preparatory satage
b. Play Stage
c. Tahap meniru
d. Game stage
e. Generalize stage,
8. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain, disebut ....
a. Self concept d. Play Goup
b. Looking glas self, e. Play Back
c. Play Stage
9. Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melangsungkan kehidupan seseorang di tengah-tengah masyarakat tempat ia tinggal, adalah tujuan ....
a. Pendidikan d. Interaksi
b. Media massa e. Aksi
c. Sosialisasi,
10. Berikut ini adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu yang mempengaruhi keberhasilan proses sosialisasi, kecuali ....
a. Biologis
b. Tingkat kecerdasan
c. Tingkat emosional
d. Potensi, bakat serta keterampilan
e. Daya saing,
11. Berikut ini adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang mempengaruhi keberhasilan proses sosialisasi, kecuali ....
a. lingkungan keluarga
b. lingkungan masyarakat setempat
c. lingkungan bermain/pergaulan
d. Intelegensi Question,
e. lingkungan pekerjaan.
12. Sebagai ciri-ciri watak seseorang individu yang kosisten, yang memiliki identitas khusus sebagai individu, disebut ....
a. Interaksi c. Aksi e. Kepribadian,
b. Prosesi d. Sosialisasi
13. Organisasi sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku” adalah definisi kepribadian menurut..
a. Cuber c. Browrer e. Yinger,
b. Horton d. Theodore R.
14. “Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinterkasi dengan serangkaian situasi”, dikemukan oleh ....
a. Cuber d. Theodore R.
b. Horton e. Yinger,
c. Browrer
15. Suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilakn nilai positif atau negatif terhadap sesuatu, disebut ....
a. Pengetahuan d. Kematangan biologis
b. Perasaan, e. Persamaan biologis
c. Dorongan naluri
16. Dorongan untuk mempertahankan hidup, termasuk ....
a. Pengetahuan d. Kematangan biologis
b. Perasaan e. Persamaan biologis
c. Dorongan naluri,
17. Dorongan untuk bergaul dan berintearksi dengan sesama manusia, termasuk....
a. Pengetahuan d. Kematangan biologis
b. Karakteristik fisik e. Persamaan biologis
c. Dorongan naluri,
18. Anak yang berumur 2 tahun tentu tidak dapat membaca, meskipun dipaksa belajar, adalah ....
a. Pengetahuan d. Kematangan biologis
b. Karakteristik fisik e. Persamaan biologis,
c. Dorongan naluri
19. Melanggar tata tertib sekolah merupakan pelanggaran dari norma sosial ....
a. adat istiadat d. kebiasaan
b. budaya e. hukum
c. cara
20. Pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri merupakan susunan ....
a. Biologis d. Lingkungan
b. Fisik e. Sosial
c. Kepribadian
21. Membuang sampah pada tempatnya merupakan norma sosial ....
a. adat istiadat d. kebiasaan
b. budaya e. tata kelakuan
c. cara
22. Suatu tindakan yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama dinamakan ....
a. adat istiadat d. kebiasaan.
b. budaya e. kelakuan
c. cara tata
23. Untuk menciptakan suatu masyarakat yang harmonis, tertib dan aman diperlukan suatu perangkat pendukung agar hal tersebut dapat terwujud, yaitu ....
a. adat istiadat d. nilai-nilai sosial
b. kebudayaan e. nilai-nilai tradisional
c. norma sosial
24. Si Mamat adalah anak yang nakal dan sulit diatur, ia selalu memandang enteng orang lain, pada hal ia banyak memiliki kekurangan. Ia tidak menyadari kekurangan dirinya. Keadaan si Mamat tersebut teramsuk kedalam faktor ....
a. Biologis d. psikis
b. Perasaan e. sosiologis
c. psikologis
25. Sangkala anak yang lahir di daerah pedesaan, cenderung memiliki sikap ramah dan kesetiakawanan yang kental. Hal ini merupakan faktor pembentukan kepribadian ....
a. Biologis d. Perasaan
b. Kejiwaan e. Sosiologis
c. Pengetahuan
B. Essay Test
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan betul :
1. Jelaskan yang dimaksud sosialisasi.
2. Jelaskan dengan singkat lima media sosialisasi !
3. Jelaskan faktor yang mempengaruhi keberhasilan sosialisasi !
4. Kemukakan unsur-unsur yang menentukan terbentuknya perilaku individu !
5. Uraikan dengan singkat faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian individu !
C/NYC
Komentar Guru
Paraf
Kompetensi Dasar : 1.3 Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial
Setelah mempelajari materi ini siswa di harapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian interaksi primer menurut Peter L Berger & Luckman.
2. Menjelaskan pengertian interaksi skunder menurut Peter L Berger & Luckman.
3. Menemu tunjukkan contoh interaksi primer.
4. Menemu tunjukkan contoh interaksi skunder.
5. Mengemukakan bentuk interkasi sosial dalam proses asosiatif.
6. Mengemukakan bentuk interkasi sosial dalam proses disosiatif.
Memahami Kehidupan Sosial Manusia
Standar Kompetensi : 1
Kompetensi Dasar : 1.3.
Mengidentifikasi Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
1
2
Interaksi Sosial menurut Peter L.Berger & Luckman
Bentuk-bentuk Interaksi sosial
1. Interaksi Primer
2. Interaksi Sekunder
Proses Asosiatif
Proses Disosiatif
1. Persaingan
1. Kerja Sama
2. Akomodasi
2. Kontravensi
3. Asimilasi
4. Akulturasi
3. Pertikaian
4. Konflik
BAB IV
MENGIDENTIFIKASI
BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
A. Interaksi
Interaksi sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Interaksi sosial yang dilakukan secara berulang akan menghasilkan proses sosial. Interaksi sosial menurut Peter L. Berger dan Luckman dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Interaksi sosial yang dijalankan individu semasa kecil belajar menjadi anggota masyarakat atau keluarga. Peran orang-orang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas dengan mereka. Kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh kepribadian dan interkasi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya. Misalnya, anak usia belum sekolah mulai mengenal keluarganya dan lingkungan keluarganya, secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
2. Interaksi sekunder adalah proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Bentuknya dapat berupa seseorang diberi identitas diri yang baru (resosialisasi), dapat pula berupa pencabutan identitas diri yang lama (desosialisasi).
B. Bentuk-bentuk interaksi sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial terbagi menjadi dua, yaitu :
Proses Asosiatif (Association Processes).
Proses asosiatif meliputi kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
a. Kerja Sama (cooperation)
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama dilakukan sejak manusia berinteraksi dengan sesamanya. Kebiasaan dan sikap mau bekerja sama dimulai sejak kanak-kanak, mulai dalam kehidupan keluarga lalu meningkat dalam kelompok sosial yang lebih luas.
Kerja sama berawal dari kesamaan orientasi. Misalnya, warga rela bekerja bakti membersihkan lingkungan karena sama-sama menyadari manfaat lingkungan yang bersih. Kerja sama akan bertambah erat apabila ada bahaya dari luar yang mengancam. Misalnya, warga semakin giat bekerja bakti membersihkan lingkungan untuk mencegah wabah demam berdarah.
Kerja sama juga akan bertambah erat apabila ada tindakan yang menyinggung kesetiaan yang secara tradisional atau institusional telah tertanam. Kerja sama seperti ini bisa konstruktif (membangun), bisa juga destruktif (merusak). Contoh konstruktif adalah kerja sama siswa dan guru memulihkan nama baik sekolah yang dinodai tindakan kriminal sejumlah siswanya. Contoh destruktif adalah tawuran antar kampung.
Kerja sama dapat bersifat agresif apabila suatu kelompok mengalami kekecewaan dalam jangka waktu yang lama akibat rintangan-rintangan dari luar kelompok itu. Keadaan tersebut dapat menjadi lebih tajam lagi apabila kelompok tersebut merasa tersinggung atau dirugikan oleh sistem kepercayaan atau dalam salah satu bidang sensitif kebudayaan yang dimilikinya. Kerja sama ini cenderung bersifat destruktif
Bentuk kerja sama dibedakan menjadi empat bentuk, yaitu :
1) Kerjasama spontan, yaitu kerja sama yang terjadi secara serta-merta.
2) Kerja sama langsung, yaitu kerja sama sebagai hasil dari perintah atasan kepada bawahan atau pengusaha terhadap rakyatnya.
3) Kerja sama kontrak, yaitu kerja sama atas dasar syarat-syarat atau ketetapan tertentu, yang disepakati bersama.
4) Kerja sama tradisional, yaitu kerja sama sebagian atau unsur-unsur tertentu dari sistem sosial.
Sejumlah ahli berpendapat bahwa masyarakat yang terlalu mementingkan kerja sama justru cenderung kurang mempunyai inisiatif ataupun daya kreasi. Warga dalam masyarakat seperti itu terlalu mengandalkan bantuan dari rekan-rekannya. Orang cenderung mempersilahkan orang lain tampil lebih dahulu, atau menunggu sejumlah orang untuk memulai. Meskipun demikian, harus diakui bahwa kerja sama merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang universal pada masyarakat manapun.
b. Akomodasi.
Akomodasi berarti adanya keseimbangan interaksi sosial dalam kaitannya dengan norma dan nilai yang ada di dalam masyarakat. Seringkali akomodasi terjadi dalam situasi konflik sosial (pertentangan). Akomodasi merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan pertentangan, entah dengan cara yang menghargai kepribadian yang berkonflik, atau bisa juga dengan cara paksaan atau tekanan.
Bentuk akomodasi. Bentuk-bentuk akomodasi antara lain sebagai berikut.
1) Koersi
Koersi adalah suatu bentuk akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain yang lebih lemah. Berarti, dalam koersi terjadi penguasaan (dominasi) suatu kelompok atas kelompok lain.
Contoh: Sistem pemerintahan totalitarian.
2) Kompromi
Kompromi adalah suatu bentuk akomodasi ketika pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan agar tercapai suatu penyelesaian. Sikap dasar untuk melaksanakan kompromi adalah semua pihak bersedia untuk merasakan dan memahami keadaan pihak lainnya.
Contoh: Perjanjian gencatan senjata antar dua negara.
3) Arbitrasi
Arbitrasi adalah suatu bentuk akomodasi apabila pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri. Untuk itu, akan diundang pihak ketiga yang tidak memihak (netral) untuk mengusahakan penyelesaian pertentangan tersebut. Pihak ketiga di sini dapat pula ditunjuk atau dilaksanakan oleh suatu badan yang dianggap berwenang.
Contoh: Penyelesaian pertentangan antara karyawan dan pengusaha, dengan serikat buruh serta Departemen Tenaga Kerja sebagai pihak ketiga.
4) Mediasi
Mediasi adalah suatu bentuk akomodasi yang hampir sama dengan arbitrasi. Namun, pihak ketiga yang bertindak sebagai penengah atau juru damai tidak mempunyai wewenang untuk memberi keputusan-keputusan penyelesaian perselisihan antara kedua belah pihak.
Contoh: Mediasi pemerintah RI untuk mendamaikan faksi-faksi yang berselisih di Kamboja. RI hanya menjadi fasilitator, sedangkan keputusan mau berdamai atau tidak tergantung niat baik masing- masing faksi yang bertikai.
5) Konsiliasi
Konsiliasi adalah suatu bentuk akomodasi untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama. Konsiliasi bersifat lebih lunak dan membuka kesempatan kepada pihak-pihak yang bertikai untuk mengadakan asimilasi.
Contoh: Panitia tetap penyelesaian masalah ketenagakerjaan mengundang perusahaan dan perwakilan karyawan untuk menyelesaikan pemogokan.
6) Toleransi
Toleransi adalah bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang resmi. Kadang-kadang toleransi terjadi secara tidak sadar dan tanpa direncanakan terlebih dahulu. Biasanya toleransi terjadi karena adanya keinginan-keinginan untuk sedapat mungkin menghindarkan diri dari perselisihan yang salah merugikan kedua belah pihak.
7) Stalemate
Stalemate adalah bentuk akomodasi ketika kelompok yang terlibat pertentangan mempunyai kekuatan seimbang. Lalu keduanya sadar bahwa tidak mungkin lagi untuk maju atau mundur, sehingga pertentangan atau ketegangan antara keduanya akan berhenti dengan sendirinya.
Contoh: Persaingan antara Blok Barat dan Blok Timur Eropa berhenti dengan sendirinya tanpa ada pihak yang kalah ataupun menang.
8) Ajudikasi
Ajudikasi adalah penyelesaian masalah atau sengketa melalui pengadilan atau jalur hukum.
Contoh: Persengketaan tanah warisan yang diselesaikan di pengadilan.
c. Asimilasi.
Asimilasi merupakan proses sosial pada tahap lanjut. Artinya, asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerja sama dan akomodasi. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.
Hasil dari proses asimilasi adalah semakin tipisnya batas perbedaan antara individu dalam suatu kelompok, atau bisa juga batas-batas antar kelompok. Selanjutnya, individu melakukan identifikasi diri dengan kepentingan bersama. Artinya, menyesuaikan kemauannya dengan kemauan kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
Asimilasi dapat terbentuk apabila memenuhi tiga persyaratan berikut :
1) Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda
2) Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama.
3) Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri.
Faktor pendorong yang mempermudah terjadinya asimilasi adalah sebagai berikut.
1) Toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan.
2) Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
3) Kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan yang dibawanya.
4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal.
6) Perkawinan antara kelompok yang berbeda budaya.
7) Mempunyai musuh yang sama dan meyakini kekuatan-kekuatan masing-masing untuk menghadapi musuh tersebut.
Asimilasi tidak dapat berjalan dengan baik, hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1) Kelompok yang terisolasi atau terasing (biasanya kelompok minoritas).
2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang dihadapi.
3) Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan baru. Kekhawatiran ini dapat diatasi dengan meningkatkan fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan.
4) Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan kelompok lain. Kebanggaan berlebihan ini mengakibatkan kelompok yang satu tidak mau mengakui keberadaan kebudayan kelompok lainnya.
5) Perbedaan ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit atau rambut.
6) Perasaan yang kuat bahwa individu terikat pada kebudayaan kelompok yang bersangkutan.
7) Golongan minoritas mengalami gangguan oleh kelompok penguasa.
Contoh:
Pembantaian suku minoritas (ethnic cleansing) di bekas negara Yugoslavia dan Ruwanda. Atau, pembantaian secara sistematis orang Yahudi semasa Nazi Jerman berkuasa.
d. Akulturasi
Akulturasi adalah proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing menjadi bagian dari kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya asli. Akulturasi merupakan hasil perpaduan dua kebudayaan dalam waktu lama. Dalam akulturasi unsur-unsur kebudayaan asing sama-sama diterima oleh kelompok yang berinteraksi selanjutnya diolah tetapi tidak menghilangkan kepribadian asli kebudayaan kelompok itu.
Contoh:
Ø Kebudayaan Hindu di Indonesia bertemu dengan kebudayaan Islam menghasilkan kebudayaan Islam bercorak Hindu.
Ø Musik Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong.
Proses Disosiatif.
Proses disosiatif disebut pula proses oposisi. Oposisi dapat diartikan cara yang bertentangan dengan seseorang ataupun kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Proses disosiatif dapat dibedakan menjadi tiga bentuk sebagai berikut.
a. Persaingan
Persaingan merupakan suatu proses sosial ketika ada dua pihak atau lebih saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu. Persaingan terjadi apabila beberapa pihak menginginkan sesuatu yang jumlahnya sangat terbatas atau sesuatu yang menjadi pusat perhatian umum. Misalnya, ribuan remaja bersaing memperoleh kesempatan untuk masuk dalam 12 besar penyanyi idola.
Persaingan dilakukan dengan norma dan nilai yang diakui bersama dan berlaku pada masyarakat tersebut. Kecil kemungkinan, persaingan menggunakan kekerasa atau ancaman. Dengan kata lain, persaingan dilakukan secara sehat atau sportif. Misalnya, dalam sepak bola dikenal istilah fair play.
Persaiangan yang disertai kekerasan, ancaman, atau keinginan untuk merugikan pihak lain dinamakan persaingan tidak sehat. Tindakan seperti itu bukan lagi persaingan tetapi sudah menjurus pada permusuhan atau persengketaan.
Apapun hasil dari suatu persaingan akan diterima dengan kepala dingin tanpa ada rasa dendam sedikitpun. Sejak awal, masing-masing pihak yang bersaing menyadari akan ada yang menang dan kalah.
Tipe-tipe persaingan tersebut menghasilkan beberapa bentuk persaingan, antara lain di bidang ekonomi, kebudayaan, kedudukan, dan ras.
1) Persaingan di Bidang Ekonomi
Persaingan di bidang ekonomi timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan jumlah konsumen.
2) Persaingan di Bidang Kebudayaan
Persaingan di bidang kebudayaan, misalnya ketika para pedagang Barat berdagang di pelabuhan-pelabuhan Jepang dan orang-orang Belanda pada akhir abad ke-15 berhadapan dengan kebudayaan Indonesia.
3) Persaingan Kedudukan dan Peranan
Persaingan kedudukan dan peranan terjadi apabila dalam diri seseorang maupun kelompok terdapat keinginan-keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan yang dikejar tergantung apa yang paling dihargai oleh masyarakat pada suatu masa tertentu.
4) Persaingan Ras
Persaingan ras sebenarnya juga merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Perbedaan ras, baik perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, maupun corak rambut, hanya merupakan suatu perlambangan kesadaran dan sikap atau perbedaan-perbedaan dalam kebudayaan.
Persaingan memiliki beberapa fungsi, seperti berikut ini.
1) Menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang sama-sama menuntut dipenuhi, padahal sulit dipenuhi semuanya secara serentak
2) Menyalurkan kepentingan serta nilai-nilai dalam masyarakat, terutama kepentingan dan nilai yang menimbulkan konflik.
3) Menyeleksi individu yang pantas memperoleh kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya.
Persaingan yang terkait erat dengan berbagai faktor menghasilkan hal-hal sebagai berikut.
1) Kepribadian Seseorang
Menurut H. Cooley, apabila persaingan dilakukan secara jujur, ia akan dapat mengembangkan rasa sosial dalam diri seseorang.
2) Kemajuan
Dalam masyarakat yang berkembang dan maju dengan cepat, para individu perlu menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut. Persaingan akan mendorong seseorang untuk bekerja keras supaya dapat berperan serta dalam masyarakat.
3) Solidaritas Kelompok
Solidaritas kelompok tidak akan goyah selama persaingan dilakukan dengan jujur. Persaingan yang jujur akan menyebabkan individu saling menyesuaikan diri dalam hubungan sosialnya sehingga tercapai keserasian.
4) Disorganisasi
Adanya disorganisasi karena terjadi perubahan yang terlalu cepat dalam masyarakat. Hal itu terjadi karena masyarakat hampir tidak mendapat kesempatan untuk menyesuaikan diri dan melakukan reorganisasi.
b. Kontravensi
Kontravensi merupakan proses sosial yang ditandai oleh ketidakpastian, keraguan, penolakan,dan penyangkalan yang tidak diungkapkan secara terbuka. Kontravensi adalah sikap menentang secara tersembunyi, agar tidak sampai terjadi perselisihansecara terbuka. Penyebab kontravensi antara lain perbedaan pendirian antara kalangan tertentu dengan kalangan lain dalam masyarakat, atau bisa juga dengan pendirian masyarakat.
1) Bentuk kontravensi.
Menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker, terdapat lima bentuk kontravensi, yaitu :
a) Kontravensi umum.
Misalnya: penolakan, keengganan, perlawanan, protes, gangguan, mengancam pihak lawan.
b) Kontravensi sederhana.
Misalnya: menyangkal pernyataan orang di depan umum.
c) Kontravensi intensif.
Misalnya: penghasutan, penyebaran desas-desus.
d) Kontravensi rahasia.
Misalnya: pembocoran rahasia, khianat.
e) Kontravensi taktis.
Misalnya: mengejutkan pihak lawan, provokasi, dan intimidasi.
2) Tipe-Tipe Kontravensi.
Ada tiga tipe umum kontravensi, yaitu kontravensi generasi masyarakat, kontravensi yang menyangkut seks dan kotravensi parlementer.
a) Kontravensi Generasi Masyarakat.
Kontravensi generasi masyarakat dijumpai di kota-kota besar di Indonesia. Gejalanya ialah terjadin bentrokan antar generasi muda dan generasi tua karena latar belakang pendidikan dan pengalaman yang berbeda. Orang tua yang bependidikan tradisional dianggap oleh anak; kuno, kolot, kaku, dan konservatif. Sebaliknya orang tua yang masih bersifat tradisional tidak mudah menerima perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
b) Kontravensi Seksual.
Kontravensi seksual terutama menyangkut hubungan suami istri dalam keluarga. Nilai-nilai masyarakat dewasa pada umumnya cenderung menempatkan suami istri pada keduukan dan peranan sejajar.
Dewasa ini wanita juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga walaupun tugas mencari nafkah masih menjadi tugas utama ayah atau suami. Suami pun tidak hanya mencari nafkah, tetapi juga membantu istri dalam tugas di rumah, seperti membimbing anak-anak belajar.
d) Kontravensi Parlementer.
Kontravensi parlementer berkaitan dengan hubungan antara golongan mayoritas dan golongan minoritas dalam masyarakat. Hubungan tersebut, seperti hubungan lembaga legislatif, keagamaan, dan pendidikan.
Kontravensi bersifat agak tertutup atau rahasia dibandingkan persaingan dan pertentangan. Misalnya terjadinya perang dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur semasa Uni Soviet masih berdiri. Dalam perang dingin lawan tidak diserang secara fisik, melainkan secara psikologis (Psychologycal Warfare atau perang urat syaraf).
c. Pertikaian
Pertikaian merupakan proses sosial bentuk lanjut dari kontravensi. Artinya, dalam pertikaian perselisihan sudah bersifat terbuka. Pertikaian terjadi karena semakin tajamnya perbedaan antara kalangan tertentu dalam masyarakat.
Kondisi semakin tajamnya perbedaan mangakibatkan amarah, rasa benci yang mendorong tindakan untuk melukai, menghancurkan atau menyerang pihak lain. Jadi pertikaian terjadi apabila individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menentang pihak lain dengan cara ancaman atau kekerasan.
d. Konflik.
Konflik dapat diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua pihak atau lebih, di mana pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Sebagai proses sosial, konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan yang agak sulit didamaikan atau ditemukan kesamaannya. Perbedaan tersebut antara lain menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat dan keyakinan.
Konflik dapat terjadi karena disebabkan oleh :
1) Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan,
2) Perbedaan latar belakang kebudayaan, sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda pula. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya.
3) Perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok, diantaranya menyangkut bidang ekonomi politik, dan sosial.
4) Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Menurut de Moor, konflik dalam masyarakat terjadi jika para anggotanya secara besar-besaran membiarkan diri dibimbing oleh tujuan-tujuan (nilai-nilai) yang bertentangan.
Menurut Dahrendorf, konflik dapat dibagi lima, yaitu :
1) Konflik antara atau dalam peranan sosial, misalnya antara peran dalam keluarga dan profesi.
2) Konflik antara kelompok-kelompok sosial,
3) Konflik antara kelompok yang terorganisasi dengan kelompok yang tidak terorganisasi,
4) Konflik antara satuan nasional, dan
5) Konflik antar negara atau antara negara dengan organisasi internasional.
Konflik merupakan proses disosiatif yang tajam, dan dapat berfungsi positif bagi masyarakat. Konflik akan membawa akibat positif asalkan masalah yang dipertentangkan dan kalangan yang bertentangan menunjukkan nilai konstruktif, artinya dilandasi kepentingan menjadikan masyarakat lebih baik.
Berikut ini adalah sisi positif terjadinya konflik sosial :
1) Dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau belum tuntas dipelajari.
2) Memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma- norma dan nilai-nilai serta hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan sesuai dengan kebutuhan individu atau kelompok.
3) Merupakan jalan mengurangi ketegangan antar individu dan kelompok.
4) Merupakan jalan untuk mengurangi atau menekankan pertentangan yang terjadi dalam masyarakat.
5) Membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru.
6) Dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan - kekuatan dalam masyarakat.
Akibat konflik adalah sebagai berikut.
1) Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
2) Keretakan hubungan antara anggota kelompok, misalnya akibat konflik antar suku.
3) Perubahan kepribadian pada individu, misalnya adanya rasa benci dan saling curiga akibat perang.
4) Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.
5) Dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
Evaluasi :
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, atau e pada lembar jawaban yang tersedia.
1. Interaksi sosial yang asosiatif dapat berbentuk ....
a. Akomodasi dan persaingan d. Akomodasi dan konflik
b. Kerjasama dan akomodasi e. Kerjasama dengan konflik
c. Kerjasama dan persaingan
2. Bentuk interaksi sosial yang berbeda di antara persaingan dan pertikaian adalah ....
a. Kooperasi c. Akomodasi e. Contravention
b. Koalisi d. koersif
3. Akomodasi, asimilasi, dan akulturasi merupakan bagian dari ....
a. Proses distributif c. Proses diferensif e. Porses desosiatif
b. Proses asosiatif d. Proses komulatif
4. Sosialisasi sekunder terjadi melalui agen-agen sabagai berikut ....
a. Keluarga, masyarakat, dan sekolah
b. Sekolah, media massa, dan keluarga
c. Teman bermain sekolah dan media massa
d. Ayah, ibu, dan anggota kerabat dekat
e. Tetangga, masyarakat, dan keluarga
5. Perbedaan sosialisasi primer dan sekunder adalah pada ....
a. Individunya c. Interaksinya e. Tujuannya
b. Obyeknya d. Lingkungannya
6. Berikut ini merupakan kerjasama yang ditinjau dari pelaksanaannya, kecuali ....
a. Asosiasi c. Usaha patungan e. Koalisi
b. Kerjasama d. kooptasi
7. Agen sosialisasi yang pertama dan utama bagi seorang individu sejak lahir adalah ....
a. Keluarga c. Teman bermain e. Sekolah
b. Media cetak d. Media elektornik
8. Asosiasi yang melaksanakan pranata ekonomi untuk mendapatkan keuntungan optimal adalah ....
a. Pegadaian c. Badan usaha e. Yayasan
b. Koperasi d. Bank
9. Dalam masyarakat feodal sistem Eropa, para buru tani mengearjakan pertanian yang dimiliki oleh ....
a. Raja c. Kaum proletar e. Kaum borjuis
b. Tuan tanah d. pengusaha
10. Terjadinya aksi demonstrasi antara kelompok pemuda dan masyarakat Indonesia dewasa ini didorong oleh faktor sosiologis, yaitu ....
a. Rendahnya nilai rupiah d. Otonomi daerah
b. Penghapusan KKN e. Tuntutan aspirasi masyarakat
c. Mahalnya barang kebutuhan pokok
11. Ibu Ati mengambil peran mempertemukan dua siswa yang tawuran supaya suapay diperoleh kesepakatan bersama tentang penyelesaian perkelahian tersebut.
Bentuk akomodasi pada contoh kasus di atas termasuk ....
a. Kompromi c. Konversi e. Arbitrasi
b. Mediasi d. Mediasi
12. Proses di mana orang per orang atau kelompok manusia mula-mula saling bertentanga saling mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan disebut ....
a. Kooperasi c. Akomodasi e. Akulturasi
b. Terpadu d. Asimilasi
13. Kerja sama antara karyawan satu pabrik dengan pengusaha dalam rangka memproduksi suatu barang daganga termasuk bentuk kerja sama ....
a. Spontan c. Langsung e. Tradisional
b. Terpadu d. Kontrak
14. Ciri utama sebuah koersi adalah ....
a. Kedua belah pihak dalam keadaan sama kedudukannya
b. Kedua belah pihak tidak saling memaksakan kehendak
c. Pihak yang kuat tidak mampu memaksakan kehedan pada pihak yang lemah
d. Terjadi pemaksaan kehendak antara pihak yang kuat dengan pihak yang lemah
e. Kelompok lemah dipaksa oleh pihak ketiga
15. Suatu bentuk akomodasi apabila pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri disebut ....
a. Kompromi c. Konversi e. Arbitrasi
b. Mediasi d. Mediasi
16. Suatu proses asimilasi ditandai dengan ....
a. Keinginan untuk menonjolkan kepentingan kelompok sendiri
b. Pertentangan yang tidak dapat diselesaikan
c. Upaya mengurangi perbedaan-perbedaan antar kelompok
d. Semakin banyak individu yang terlibat dalam suatu pertikaian
e. Keinginan untuk saling manjauhi
17. Kebudayaan Indonesia bertemu dengan kebudayaan India dan Arab yang kemudian membentu suatu kebudayaan baru, proses ini disebut ..
a. Akulturasi c. Asimilasi e. Defusi
b. Internalisasi d. Melting pot
18. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, dan kebudayaan. Berikut ini merupakan fenomena yang ada kaitannya dengan pernyataan di atas, yaitu ....
a. Akulturasi c. Asimilasi e. Semuanya betul
b. Multicultural d. plarisme
19. Interaksi sosial dalam kenyataan sehari-hari selalu menghasilkan dua macam bentuk yang sifatnya berlawanan, yaitu ....
a. Pertikaian dan akomodasi d.Tradisional dan modern
b. Asimilasi dan akulturasi e.Kerja sama dan konflik sosial
c. Pro dan kontra
20. Pertemuan antara dirut dengan wakil karyawan untuk menyelesaikan konflik tentang sistem upah berhasil mencapai kata sepakat. Keadaan tersebut merupakan bentuk akomodasi ....
a. Peran sosial c. Arbitasi e. Konfromi
b. Toleransi d. Mediasi
21. Keterlibatan pasukan Australia dalam menyelesaikan konflik di Timor Leste adalah usaha untuk menciptakan pardamaian diantara kelompok yang bertikai. Contoh ini merupakan salah satu bentuk interkasi asosiatif ....
a. Mediasi c. Akulturasi e. Kerjasama
b. Kontravensi d. Akomodasi
22. Jika terjadi konflik, diperlukan pihak ketiga untuk mengajak kedua pihak mengadakan negosiasi atau berunding disertai oleh mediator pihak ketiga. Apabila gagal, mediator mengambil langkah paksaan untuk segera mengakhiri konflik. Langkah tersebut dinamakan ....
a. Kompromi c. Toleransi e. Konversi
b. Arbitrasi d. Koersi
23. Perasaingan antara Amerika Serikat dengan Iran berhenti dengan sendirinya tampa pihak yang menengahi. Hal ini merupakan bentuk akomodasi ....
a. Konsiliasi c. Toleransi e. Ajudikasi
b. Stalemate d. Mediasi
24. Perjanjian gencatan senjata antara pasukan Renaldo Alfredo dengan pemerintah Timor Leste merupakan bentuk akomodasi ....
a. Konfromi c. Toleransi e. Ajudikasi
b. Mediasi d. Akulturasi
25. Kebudayaan Hindu di Indonesia bertemu dengan kebudayaan Islam, menghasilkan kebudayaan Islam yang bercorak Hindu. Peristiwa tersebut merupakan bentuk ....
a. Mediasi c. Akulturasi e. Kompromi
b. Ajudikasi d. konsialisi
26. Keseimbangan interaksi sosial dalam hubungannya dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat dinamakan ....
a. Kerja sama c. Akomodasi e. Kompromi
b. Koperasi d. Akulturasi
27. Kerja sama. Asimilasi, akomodasi, akulturasi termasuk dalam bentuk interaksi sosial dalam proses ....
a. Asosiatif c. Primer e. Organiasi
b. Disosiatif d. Sekunder
28. Persaingan, pertikaian, konflik sosial merupakan bentuk interaksi sosial dalam proses....
a. Asosiatif c. Primer e. Organiasi
b. Disosiatif d. Sekunder
29. Penyelasaian sengketa antara Malaysia dan Indonesia mengenai Blok Ambalat beberapa waktu lalu, ini merupakan bentuk akomdasi :
a. Kompromi c. Mediasi e. Arbitrasi
b. Stalemate d. Ajudikasi
30. Proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenal-kan individu kepada kelompok tertentu dalam masyarakat adalah ....
a. Sisialisasi primer c. Sosialisasi sekunder e. Motivasi
b. Sosialisasi d. Interaksi sosial
B. Essay test.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan betul :
1. Jelaskan pengertian interaksi primer dan skunder menurut Peter L Berger & Luckman.
2. Tunjukkan salah satu contoh interaksi primer.
3. Tunjukkan salah satu contoh interaksi skunder.
4. Kemukakan bentuk interkasi sosial dalam proses asosiatif.
5. Kemukakan bentuk interkasi sosial dalam proses disosiatif
C/NYC
Komentar Guru
Paraf /Tanggal
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, H. Abu, 1997, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta, Rineka Cipta
Cohen, Bruce J, tt, Sosiologi suatu Pengantar, Jakarta, Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK (Pedoman Pengembangan Silabus Mata Pelajaran IPS), Jakarta, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Departemen Pendidikan Nasional, 2001, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka.
Dp. Maas, 1985, Antropologi Budaya, Jakarta, Universitas Terbuka.
Hasan, Fuad, 1995, Dimensi Budaya dan Pengembangan SDM, Jakarta, Balai Pustaka.
H. P. Idris, MT, 1987, Munculnya Manusia, Jakarta, Balai Pustka.
Idianto M, 2004, Sosiologi untuk SMA Kelas X, Jakarta, Erlangga.
______, 2005, Sosiologi Untuk SMA Kelas XI, Jakarta, Erlangga.
Mardiyatmo, Drs., dkk, 2005, PKn & Sejarah, Untuk Kelas 2 SMK, Jakarta, Yudhistira.
Muliati, Sri, Dra. Dkk, 2004, Sosiologi Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat, SMA Kelas X & XI, Jakarta, Yudhistira.
Nurseno, Drs., 2004, Sosiologi, 2A Untuk Kelas 2 SMA dan MA, Solo, Tiga Serangkai.
Sairin, Sjafri, tt, Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia, Perspektif Antropologi, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Saptono, Drs., dkk, 2007, Sosiologi, Untuk SMA Kelas X, Jakarta, PT.Phibeta Aneka Gama.
Soekanto, Soerjono, 1990, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, PT. Raja Grafido Persada.
______, 1999, Kamus Sosiologi, Jakarta, PT. Raja Grafido Persada.
Simanjuntak, Posman, 2003, Antropologi, Untuk SMU Kelas 3, Jakarta, Erlangga.
Sumali, Agus, Drs.MM. dkk, 2007, Ilmu Pengetahuan Sosial, untuk SMK Tingkat I, Surakarta, Yudhistira.
Suryati, Retno. S.Pd, 2007, Ilmu Pengetahuan Sosial I, Kelas I, Surakarta, Cahaya Mentari.
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada pada tingkat satuan pendidikan kejuruan pada umumnya, SMK negeri 4 Makassar pada khususnya, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memuat materi Sosiologi, Sejarah, Ekonomi, Budaya dan Antropologi.
Melalui modul ini, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warganegara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, dan cinta damai. Kompetensi yang akan kita pelajari pada semester 1 (Ganjil) adalah standar kompetensi kedua yang terdiri dari 3 (tiga) kompetensi dasar. Ketiga kompetensi dasar ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai standar kompetensi tersebut.
Tiga kompetensi dasar yang akan kita pelajari dalam modul ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi Interaksi Sebagai Proses Sosial.
2. Mendeksripsikan Sosialisasi Sebagai Porses Pembentukan Kepribadian
3. Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial
Semuanya ini disusun secara sistematis, konprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat.
B. PRASYARAT
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam mempelajari modul ini sebaiknya anda sudah mempersiapkan diri secara maksimal dengan konsentrasi penuh. Anda harus menguasai isi modul secara bertahap dan simultan. Sebaiknya anda tidak membaca dan mempelajari modul ini secara meloncat-loncat. Jadi harus sesuai dengan urutan komptensi dasar yang ada. Anda akan lebih mudah memahami dan mepelajarinya dari setiap modul apabila materinya beurutan.
Dalam mempelajari modul ini, kemampuan yang harus anda miliki antara lain adalah kemauan dan semangat untuk mempelajari dan memahami situasi dan kondisi yang tengah berkembang pada masa itu.
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Petunjuk bagi siswa
a. Bacalah terlebih dahulu pendahuluan untuk mengetahui secara umum materi dalam modul ini.
b. Bacalah dengan saksama petunjuk dalam tiap materi modul serta tujuan yang akan dicapai pada modul ini.
c. Baca dan pahami materi pada modul ini.
d. Catatlah dan buat ringkasan materi penting.
e. Kerjakan apabila ada tugas pada setiap akhir modul, jika kesulitan diskusikanlah dengan teman atau guru anda.
f. Kerjakan soal evaluasi yang ada, mintalah penjelasan apabila ada hal-hal yang belum jelas.
g. Hasil penguasaan evaluasi menunjukkan tingkat penguasaan terhadap materi yang anda pelajari.
Apabila hasil yang Anda capai sesuai dengan target kelulusan, Anda boleh melanjutkan ke materi berikutnya. Jika tidak berhasil, maka anda ulangi lagi sesuai target kelulusan.
2. Petunjuk bagi guru
a. Mengkondisikan kelas untuk kelancaran proses pembelajaran.
b. Membimbing siswa untuk memahami materi dan pelaksanaan tugas.
c. Melaksanakan penilaian, remediasi.
d. Menjelaskan kepada siswa mengenai bagian yang perlu dibenahi, diperdalam untuk melanjutkan pelajaran berikutnya.
e. Mencatat kemajuan siswa.
D. PERLENGKAPAN PROSES PEMBELAJARAN
1. Buku referensi
2. Modul
3. Note Book
4. DVD
5. Gambar Iinteraksi Sosial
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
Kompetensi Dasar : 1.1 Mengidentifikasi Interaksi Sebagai Proses Sosial.
Setelah mempelajari materi ini siswa dapat :
1. Mendefinisikan pengertian interaksi sosial.
2. Mendefinisikan pengertian proses sosial.
3. Menjelaskan faktor yang mendasari terjadinya interaksi.
4. Menjelaskan syarat-syarat terjadinya interaksi sosial.
5. Menjelaskan wujud kontak sosial.
Memahami Kehidupan Sosial Manusia
Standar Kompetensi : 1
Kompetensi Dasar 1.1.
Mengidentifikasi interaksi sebagai proses sosial
1
2
3
Interaksi Sosial
Syarat-Syarat Interaksi Sosial
Proses Interaksi Sosial
1. Pengertian Umum
2. Pendapat ahli
Kontak
Faktor dasar terjadinya interkasi :
Imitasi
Sugesti
Identifikasi
Simpati
Wujud Kontak Sosial
Terjadinya Proses Komunikasi
Komponen Komunikasi
Komunikator
Komunikan
Pesan
Umpan Balik
Komunikasi
1. Kontak Primer
1. Kontak Antar Individu.
2. Kontak Antar Kelompok
3.Antar Individu dengan Kelompok
2. Kontak Sekunder
1
2
BAB II
MENGIDENTIFIKASI INTERAKSI
SEBAGAI PROSES SOSIAL
A. Interaksi Sosial.
Manusia adalah mahluk yang tidak dapat hidup sendiri dan terlepas dari pergaulan. Aristoteles menyebut manusia sebagai zoom poloiticom. Artinya, manusia adalah mahluk yang selalu hidup bermasyarakat. Masyarakat terbentuk karena adanya hasrat dalam diri manusia, antara lain:
1. Hasrat sosial, yaitu hasrat manusia untuk menghubungkan dirinya dengan individu atau kelompok lain;
2. Hasrat bergaul, yaitu keinginan untuk bergaul atau bergabung dengan orang-orang atau kelompok lain;
3. Hasrat memberitahukan, yaitu keinginan manusia menyampaikan perasaan kepada orang lain;
4. Hasrat meniru, yaitu keinginan manusia untuk meniru suatu gejala, baik secara diam-diam maupun terang-terangan, baik untuk sebagian maupun untuk keseluruhan;
5. Hasrat berjuang, yaitu keinginan untuk mengalahkan lawan atau mempertahankan hidupnya;
6. Hasrat bersatu, yaitu keinginan manusia untuk bersatu dengan lainnya agar tercipta kekuatan bersama sebab adanya kenyataan bahwa manusia adalah mahluk yang lemah; dan
7. Kesamaan keturunan dan keyakinan.
Di dalam masyarakat, anggotanya selalu berinteraksi atau berhubungan. Hubungan itu terjalin, baik dengan kelompok sendiri mau pun dengan kelompok lain. Interaksi adalah hubungan timbal balik antara individu manusia dengan individu lainnya. Interaksi sosial merupakan inti sari kehidupan sosial, artinya; kehidupan sosial tampak lebih nyata dalam berbagai bentuk pergaulan seseorang dengan orang lain. Interaksi sosial dapat juga diartikan sebagai hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antar orang perorangan, antara kelompok manusia dengan individu.
Interaksi sosial adalah adanyan aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi aktivitas manusia lainnya. Dengan demikian dapat diketahui bentuk utama dari proses sosial yaitu interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya interaksi sosial.
Menurut Alvin dan Gouldner; bahwa Interaksi sebagai aksi dan reaksi diantara orang-orang.
Sedangkan menurut Koentjaraningrat, menyatakan bahwa : terjadinya interaksi apabila satu individu berbuat sedemikian rupa sehingga menimbulkan reaksi dari individu atau individu-individu lainnya.
Setiap hari orang bergaul dengan orang lain. Kita berbicara dengan orang lain, bersalaman atau bahkan bermusuhan. Semua tindakan itu berciri timbal balik yang artinya melibatkan dua belah pihak. Hal ini tidak terlepas dari hakikat kita sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Hubungan itu diatur oleh nilai-nilai dan norma-norma hidup masyarakat.
Dalam hidup bermasyarakat, kita selalu berinteraksi dengan orang lain, baik secara sadar maupun tidak. Salah satu contoh yang sederhana yang sering kita alami, ketika seseorang berpapasan dengan orang lain di trotoar. Sekurang-kurangnya keduanya saling melirik, memandang, kemudian saling berpaling sehingga menghindari kontak mata ketika saling melewati.
Berikut ini dikemukakan beberapa pendapat ahli tentang interaksi sosial :
1. Soerjono Soekanto (1990:67) menyatakan bahwa walaupun orang-orang yang bertemu tidak saling berbicara atau tidak saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi. Karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang bersangkutan yang disebabkan oleh; misalnya bau keringat, minyak wangi, suara berjalan dan sebagainya. Kesemuanya itu menimbulkan kesan di dalam pikiran sesorang, yang kemudian menentukan tidakan apa yang akan dilakukan.
2. Erving Goffman (dikutip Giddens 1994:89) berpendapat bahwa dalam kejadian di atas telah terjadi ketidakpedulian masyarakat (civil inattetion), yang sebenarnya berbeda dengan mengabaikan sama sekali orang lain, karena masing-masing individu sadar akan kehadiran orang lain tetapi menghidari gerakan atau bahasa tubuh yang mungkin dianggap mengganggu. Sikap seperti itu penting dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan cara itu seseorang menyatakan pada orang lain bahwa mereka tidak perlu mencurigai, membenci atau menghidarinya. Bayangkan betapa kacaunya kehidupan jika setiap orang harus selalu was-was, takut atau khawatir jika berpapasan dengan orang lain.
Dalam masyarakat modern, kabanyakan orang hidup dan selalu berinteraksi dengan orang-orang yang tidak dikenal secara pribadi. Kehidupan tetap jalan dengan relatif stabil dan damai. Sesungguhnya kehidupan sosial kita dapat bertahan melalui civil inatention dan berbagai interaksi sosial yang terjadi ketika seseorang menghadapi orang yang tidak dikenalnya.
3. Macionis (1997:149) menyatakan bahwa interaksi sosial sebagai proses bertindak (aksi) dan membalas tindakan (reaksi) yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan orang lain.
4. Broom & Selznic (1961:11) menyebutkan bahwa interaksi sosial sebagai proses bertindak yang dilandasi oleh kesadaran adanya orang lain dan proses menyesuaikan respon (tindakan balasan) sesuai dengan tindakan orang lain.
B. Proses Interaksi Sosial.
Proses interaksi sosial adalah pengaruh timbal balik antara segi kehidupan yang satu mempengaruhi segi kehidupan lainnya. Misalnya, segi kehidupan ekonomi berpengaruh pada segi kehidupan pilitik, segi kehidupan politik berpengaruh pada segi kehidupan hukum, demikian pula sebaliknya.
Adanya berbagai aktivtas manusia yang dapat mempengaruhi aktivitas manusia lainnya itulah disebut interaksi sosial. Dengan demikian dapat diketahui bentuk utama dari proses sosial yaitu interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya aktivitas sosial.
Interaksi sosial sebagai reaksi hubungan timbal balik yang dipengaruhi (digerakkan) oleh faktor-faktor dari luar individu. Menurut Soejono Soekanto, terdapat empat faktor yang menjadi dasar proses interaksi. Adapun keempat faktor tersebut antara lain :
1. Imitasi.
Imitasi adalah tindakan sosial meniru sikap, tindakan, gaya hidup atau penampilan fisik seseorang secara berlebihan. Sebagai suatu proses, ada kalanya imitasi berdampak positif apabila yang ditiru adalah individu-individu yang baik menurut pandangan umum masyarakat. Akan tetapi imitasi juga dapat berdampak negatif apabila sosok individu yang ditiru berlawanan dengan pandangan umum masyarakat. Misalnya, imitasi seorang remaja terhadap artis idolanya.
Imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku, namun juga dapat mengakibatkan terjadinya penyimpangan terhadap nilai-nilai dan norma dalam masyarakat. Hal itu tergantung dari figur yang diimitasi oleh seseorang. Imitasi juga dapat melemahkan atau bahkan mematikan pengembangan daya kreasi seseorang.
2. Sugesti.
Sugesti adalah pandangan atau pengaruh yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain, sehingga orang lain menuruti isi pandangan atau pengaruh tersebut baik secara sadar maupun tidak sadar tampa berpikir panjang. Sugesti biasanya dilakukan dari orang-orang yang berwibawa dan memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya. Sugesti dapat pula berasal dari kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas, ataupun orang dewasa terhadap anak-anak. Cepat atau lambat proses sugesti ini sangat tergantung pada usia, kepribadian, kemampuan intelektual, dan keadaan fisik seseorang. Sugesti lazimnya berkonotasi negatif karena mampu mendorong orang untuk bertindak secara emosional, dan tak rasional.
3. Identifkasi.
Identifikasi adalah usaha seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Orang yang menjadi sasaran indentifikasi dinamakan idola (sosok yang dipuja). Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, lebih dari sekedar meniru seseorang. Dalam identifikasi terjadi proses pembentukan kepribadian. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya atau tak disadari maupun dengan disengaja.
Seseorang yang mengidentifikasi dirinya dengan satu figur tertentu benar-benar mengenal figur yang menjadi idolanya. Pandangan, sikap, dan norma yang dianut figur itu akan menjiwai orang yang mengidentifkasikan diri itu. Identifkasi mengakibatkan terjadinya pengaruh-pengaruh yang lebih mendalam ketimbang proses imitasi.
4. Simpati.
Simpati adalah perasaan tertarik kepda pihak lain yang mendorong keinginan untuk memahami dan bekerja dengan pihak lain.
Dibandingkan ketiga faktor interaksi sosial sebelumnya, simpati melalui proses yang relatif lambat. Namun pengaruh simpati lebih mendalam dan tahan lama.
Agar simpati dapat berlangsung, diperlukan adanya saling pengertian antara kedua belah pihak. Pihak yang satu terbuka mengungkapkan pikiran ataupun isi hatinya, sedangkan pihak yang lain mau menerimanya. Itulah sebabnya simpati menjadi dasar hubungan persahabatan dan cinta.
C. Syarat-Syarat Interaksi Sosial. (TNT 1) 28/08/2008
Interaksi sosial terjadi karena adanya dua pihak yang saling kontak dan melakukan komunikasi.
1. Kontak.
Secara harfiah kontak berarti “bersama-sama menyentuh”. Dalam sosiologi, istilah kontak diartikan sebagai “hubungan dengan orang lain”. Hubungan dengan orang lain dapat dilakukan secara tatap muka (langsung) maupun melalui sarana perhubungan atau perantara (tidak lansung). Oleh karena itu, kontak sosial juga dapat bersifat langsung maupun tidak lansung dengan menggunakan alat penghubung/alat komunikasi.
Kontak hanya mungkin berlangsung apabila kedua belah pihak sadar akan kedudukan atau keadaan masing-masing. Artinya kontak memerlukan kerja sama kedua belah pihak. Di era global, dengan kemajuan teknologi, kontak dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
Dilihat dari wujudnya, kontak sosial dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Kontak antar individu.
Kontak antar individu adalah interaksi sosial yang terjadi antara orang perorangan atau individu dengan individu. Didalam interaksi antar individu kita saling mempengaruhi. Individu yang dipengaruhi akan memberi respon, tanggapan, atau reaksi dalam berbagai bentuk. Misalnya; kedipan mata, ucapan salam. Kontak antar individu juga dapat terjadi dalam bentuk negatif, misalnya; marah, cemberut, muram, diam, bertengkar dan perilaku aneh lainnya.
b. Kontak antar kelompok.
Kontak sosial antar kelompok adalah interaksi sosial yang terjadi antara kelompok satu dengan kelompok lainnya. Misalnya antara dua perusahaan dalam hubungan bisnis, antara warga RT 2 dengan RT 3 membangun jembatan.
c. Kontak antara individu dengan suatu kelompok.
Kontak sosial antara individu dengan kelompok adalah interaksi sosial yang terjadi antara idividu dengan kelompoknya. Misalnya antara ketua kelas dengan teman-teman dikelasnya, antara khatib dengan jamaah masjid.
Kontak sosial yang dilakukan menurut terjadinya proses komunikasi dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Kontak Primer (Kontak langsung)
Kontak primer yaitu hubungan timbal balik yang terjadi secara langsung. Misalnya; tatap muka, berjabat tangan, saling memandang dan saling melirik.
b. Kontak Sekunder (Kontak tidak langsung)
Kontak sekunder yaitu kontak sosial yang memerlukan pihak ketiga sebagai media untuk melakukan hubungan timbal balik. Misalnya ; Yanto meminta tolong kepada Joko untuk mengajak Erna bergabung dalam Kelompok Ilmiah Remaja yang dipimpinnya, Si Aman mengirim surat cinta kepada gadis pujaannya tetapi menyuruh temannya untuk menyerahkan surat tersebut.
2. Komunikasi.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain melalui sarana komunikasi. Dilihat dari segi interaksi sosial, dapat dipandang sebagai proses pertukaran informasi dan makna diantara pihak-pihak yang sedang berinteraksi sosial. Sarana utama dalam komunikasi antara manusia mengadakan pembicaraan dengan sesama manusia. Komunikasi menggunakan bahasa disebut komunikasi verbal.
Selain menggunakan bahasa, komunikasi juga dapat melakukan dengan menggunakan ekspresi wajah (tertawa, menangis, tersenyum, cemberut, mengernyit, mengerling) dan gerakan tubuh (menggelengkan kepala, mengangguk, membungkuk, mengangkat bahu, menarik napas panjang, melambaikan tangan, menggerakkan ibu jari atau telunjuk).
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi itu dapat efektif apabila pesan yang disampaikan ditafsirkan sama oleh pihak penerima pesan tersebut.
Komponen komunikasi. Agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik sedikitnya dibutuhkan komponen-komponen sebagai berikut :
Pengiriman atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
Penerima atau komunikan (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.
Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerima pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
Secara ringkas proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut :
Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung atau tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti kedua pihak. Selanjutnya, komunikator (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah ia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh sipengirim.
Tugas
Amatilah kegiatan yang ada di lingkungan keluargamu dan di lingkungan sekitarmu. Kemudian diskusikanlah dengan teman-temanmu di kelas. Faktor apa saja yang mendorong terjadinya interkasi sosial menurut pengamatanmu sendiri. Berikanlah alasan dari hasil pengamatanmu.
Hasil pengamatanmu buat dalam bentuk laporan dengan susunan sebagai berikut :
1. Proses interaksi sosial :
a. Di lingkungan keluarga,
b. Di lingkungan sekitar tempat tinggal.
2. Faktor pendorong terjadinya interaksi sosial.
a. Di lingkungan keluarga,
b. Di lingkungan sekitar tempat tinggal.
3. Kesimpulan.
Evaluasi.
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, atau e.
1. Manusia adalah mahluk yang selalu hidup bermasyarkat, oleh Aristoteles disebut manusia sebagai ....
a. zoom sociologom d. zoom polize
b. zoom sociologi e. zoom poloiticom
c. zoom homo homonis
2. Hubungan timbal balik antara individu manusia dengan individu lainnya disebut ....
a. Komunikasi c. Integritas e. proses
b. Integrasi d. interaksi
3. Terjadinya interaksi apabila satu individu berbuat sedemikian rupa sehingga menimbulkan reaksi dari individu atau individu-individu lainnya, adalah pendapat ....
a. Soerjono Soekanto d. Alvin & Gouldner
b. Erving Goffaman e. Broom & Selznic
c. Kuntjaraningrat
4. Interaksi sosial sebagai proses bertindak dan membalas tindakan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, pernyataan ini dikemukakan oleh ....
a. Soerjono Soekanto d. Alvin & Gouldner
b. Erving Goffaman e. Broom & Selznic
c. Kuntjaraningrat
Adanya berbagai aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi aktivitas manusia lainnya, disebut ....
a. Komunikasi sosial d. Interaksi sosial
b. Integrasi sosial e. Proses sosial
c. Integritas sosial
Upaya seorang individu untuk mempengaruhi individu lain disebut ....
a. Proses sosial d. Komunikasi sosial
b. Tindakan sosial e. Keteraturan sosial
c. Interakasi sosial
Tindakan seorang remaja yang suka meniru sikap, tindakan, model, gaya hidup atau penampilan pisik tokoh idolanya secara berlebihan disebut ....
a. Identifikasi c. Sugesti e. agresif
b. Imitasi d. asimilatif
Seorang siswa mendapat pengaruh dari orang lain, sehingga siswa tersebut menuruti isi pengaruh tersebut baik secara sadar maupun tidak, tampa pikir panjang. Hal ini termasuk kategori ....
a. Identifikasi d. asimilatif
b. Imitasi e. agresif
c. Sugesti
Seseorang berusaha menjadi sama dengan orang lain disaebut ....
a. Identifikasi d. asimilatif
b. Imitasi e. Simpati
c. Sugesti
Simpati merupakan salah satu faktor yang mendasari terbetuknya interaksi sosial, artinya ....
a. tindakan seseorang meniru gaya hidup orang lain
b. Upaya yang dilakukan seseorang untuk menjadi sama
c. Dorongan individu untuk merubah kearah yang lebih baik
d. Dorongan keinginan untuk memahami dan bekerja dengan pihak lain.
e. Menuruti perintah orang tua
Upaya seorang individu untuk mempengaruhi individu lainnya disebut :
a. Tindakan sosial d. Interaksi sosial
b. Komunikasi sosial e. Keteraturan sosial
c. Proses sosial
Seperangkat aturan atau ketentuan untuk mencapai kepentingan tertentu dalam bidang kehidupan masyarakat disebut ....
a. Sistem sosial d. Inovasi
b. Organisasi sosial e. Norma sosial
c. Proses sosial
Imitasi merupakan salah satu faktor yang mendasari terbentuknya interaksi sosial, artinya ....
a. Tindakan seseorang kepada orang lain untuk gaya saja
b. Upaya yang dilakukan sesorang untuk menjadi sama
c. Menuruti atau melaksanakan perintah orang tua
d. Dorongan individu untuk mengubah ke arah yang baik
e. Persaan senang kepada orang lain untuk menolong/membantu
Kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain disebut ....
a. Simpati d. Sugesti
b. Identifikasi e. Isolasi
c. Imitasi
Suatu interaksi terjadi pertama-tama didahului oleh kontak dan diikuti dengan ....
a. Sugesti d. Orientasi
b. Imitasi e. Imitasi
c. Isolasi
Arman mengirim surat kepada Anggun melalui Amran. Perihal ini merupakan
a. Kontak primer d. Kontak sekunder
b. Kontak Primer langsung e. Komunikasi langsung
c. Kontak sekunder langsung
Sikap dan prilaku adik seperti berbicara, berpakaian dan berjalan, selalu ingin sama dengan kakak. Contoh tindakan ini merupakan tindakan yang didasari faktor ....
a. Imitasi d. Empati
b. Sugesti e. Invasi
c. Identifikasi
Bapak Cokro sedang mengajar sisiwa di kelas. Bentuk semacam ini dinamakan ....
a. Interaksi individu dan kolompok d. Interaksi lingkungan
b. Interaksi individu dan individu e. Interaksi sekolah
c. Interaksi kelompok dan kelompok
Seorang penderita penyakit menahun enggan pergi ke dokter malainkan memilih pengobatan alternatif yang sudah terkenal pengobatannya, hal ini merupakan ....
a. Sugesti c. Empati e. Simpati
b. Imitasi d. Motivasi
Seorang teman ada yang meninggal salah satu keluarganya. Kita sama-sama merasa kehilangan karena sudah dianggap saudara sendiri. Hal ini dinamakan ....
a. Sugesti c. Empati e. Simpati
b. Imitasi d. Motivasi
Seorang guru dapat dijadikan panutan murid-muridnya. Guru tersebut dianggap sebagai ....
c. Sugesti c. Empati e. Simpati
d. Imitasi d. Motivasi
Orang yang sedang marahan, jika bertemu saling berdiam diri, merupakan bentuk interaksi sosial ....
a. Interaksi antara individu dan individu
b. Interaksi antara individu dan kelompok
c. Interaksi antara kelompok dan lingkungan
d. Interaksi antara kelompok dan kelompok
e. Interaksi antara individu dan lingkungan
Hubungan antara anak dengan orang tua merupakan salah satu wujud kontak ....
a. Kontak individu dengan kelompok d. Kontak antar individu
b. Kontak kelompok dengan kelompok e. Hubungan famili
c. Kontak antar kelompok
Peratndingan antara PSMS dengan Sriwijaya PC merupakan salah satu wujud kontak ....
a. Kontak individu dengan kelompok d. Kontak antar individu
b. Kontak kelompok dengan kelompok e. Hubungan famili
c. Kontak antar kelompok
Tindakan yang patut di contoh merupakan salah satu cara untuk dapat memberi ....
a. Inspirasi c. Keinginan e. Kemauan
b. Motivasi d. hiburan
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan tepat.
Jelaskan yang dimaksud dengan interaksi sebagai aksi.
Jelaskan contoh sugesti, dan bagaimana caranya memberikan sugesti kepada orang lain.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan imitasi.
Sebutkan syarat-syarat interaksi sosial.
Berikanlah gambaran singkat proses berlangsungnya komunikasi.
C/NYC
Komentar Guru
Paraf
Kompetensi Dasar : 1.2 Mendeskripsikan kehidupan sosial sebagai proses sosial
Setelah mempelajari materi ini siswa di harapkan dapat :
1. Mengidefinisikan pengertian sosialisasi.
2. Menguraikan dengan singkat empat tahapan sosialisasi menurut ahli sosiologi.
3. Menjelaskan dengan singkat lima media sosialisasi.
4. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi keberhasilan sosialisasi.
5. Mengemukakan unsur-unsur yang menentukan terbentuknya prilaku individu.
6. Menguraikan dengan singkat faktor-faktor yang mempengaruhi per-kembangan kepribadian idividu.
Memahami Kehidupan Sosial Manusia
Standar Kompetensi : 1
Kompetensi Dasar 1.2.
Mendeskripsikan sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian
1
2
3
Faktor-faktor yang mem-pengaruhi pembentukan kepribadian
Media sosialisasi
Pengertian sosialisasi
1. Pengertian Umum
2. Pendapat para ahli
3. Pengertian pokok
4. Teori Sosialisasi
Definisi keperibadian
1. Media (keluarga, teman bermain, sekolah, media massa, & tempat kerja)
2. Tujuan
3. Indikasi untuk mencapai tujuan
4. Faktor keberhasilan Sosialisasi (Intern & Ekstern)
Yang mempengaruhi timbulnya kepribadian :
1. Faktor warisan biologis :
a. Susunan biologis
b. Kematangan biologis
c. Karakter fisik
2. Faktor geografis
3. Faktor kebudayaan
4. Faktor pengalaman hidup dalam kelompok :
a. acuan (referensi)
b. majemuk
5. Faktor pengalaman unik
1. Pengetahuan
2. Perasaan
3. Dorongan naluri
Susunan Kepribadian
BAB III
SOSIALISASI SEBAGAI PROSES PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Pengertian sosialisasi.
Secara sederhana sosialisasi dapat diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup yang berkenaan dengan bagaimana individu mempelajari cara-cara hidup, norma dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima oleh kelompoknya.
Adapun definisi sosialisasi menurut para ahli antara lain.
1. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
2. Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
3. Bruce J. Cohen
Sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tatacara kehidupan dalam masyarakat, untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota suatu kelompok.
4. Horton dan Hunt (1987:89)
Sosialisasi sebagai proses melalui seseorang menginternalisasi-kan norma-norma kelompok dimana ia hidup, sehingga berkembang menjadi satu pribadi yang unik.
5. Giddens (1994:60)
Melukiskan proses sosialisasi sebagai proses di mana seorang bayi yang lemah secara bertahap dan aktif berkembang menjadi satu pribadi yang sadar akan dirinya sendiri, pribadi yang berpengetahuan dan terampil akan cara hidup dalam kebudayaan tempat ia tinggal.
6. Ritcher Jr (1987:139)
Sosialisasi adalah proses di mana seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan-keterampilan, dan sikap yang diperlukannya agar dapat berfungsi sebagai orang dewasa dan sekaligus sebagai pemeran aktif dalam satu kedudukan atau peranan tertentu dimasyarakatnya.
7. Stewart (1985:93)
Sosialisasi adalah proses orang memperoleh kepercayaan-kepercayaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan kebiasaan-kebiasaan dalam kebudayaannya. Melalui proses sosialisasi akan tumbuh satu pribadi yang khas karena sifat-sifat kelompok tidak pernah diserap secara sama oleh masing-masing anggota kelompok.
8. Broom dan Selznic (1961:79)
Sosialisasi adalah proses membangun atau menanamkan nilai-nilai kelompok pada diri seseorang. Dari segi masyarakat, sosialisasi adalah cara untuk mentransmisikan kebudayaan dan cara bagaimana seseorang disesuaikan kedalam cara kehidupan yang telah diorganisir. Dari segi individu, sosialisasi adalah pemenuhan potensi pertumbuhan dan perkembangan pribadinya.
Sosialisasi memanusiakan manusia dan mengembangkannya agar menjadi pribadi-pribadi yang mempunyai kesadaran identitas, maupun mengatur dan mendisiplinkan dirinya, dan memiliki cita-cita, nilai-nilai dan ambisi.
Dari berbagai pendapat di atas, maka dapat ditarik beberapa pengertian pokok tentang sosialisasi, sebagai berikut :
1. Sosialisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia.
2. Dalam sosialisasi terjadi saling pengaruh antara individu beserta segala potensi kemanusiaannya dengan masyarakat beserta kebudayaannya.
3. Melalui proses sosialisasi, menyerap pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma, sikap, dan keterampilan dari kebudayaan masyarakatnya.
4. Hasil sosialisasi adalah berkembangnya kepribadian seseorang menjadi satu pribadi yang unik, sedangkan kebudayaan masyarakat juga terpelihara dan berkembang melalui proses sosialisasi.
Proses sosialisasi memungkinkan orang berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku bagi masyarakat, sehingga terhindar dari perilaku asosial, yaitu perilaku yang bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat.
Sosialisasi terjadi melalui interaksi antar manusia. Manusia mempelajari sesuatu dari orang-orang yang paling penting dalam kehidupannya, seperti anggota keluarga dekat, teman baik, dan para guru. Namun demikian manusia juga belajar dari orang-orang yang mereka temui di jalan, di TV, dalam film, majalah, atau melalaui internet.
Berikut ini beberapa teori sosialisasi menurut ahli sosiologi, antara lain :
1. George Herbert Mead.
Sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan menjadi empat tahapan, yaitu :
a. Tahap Persiapan ( preparatory stage )
Pada tahap ini, merupakan saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Misalnya; kata “makan” yang diajarkan anak usia balita diucapkan “mam”. Makna kata tersebut belum dipahami secara tepat oleh anak. Lama kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan keyataan yang dialaminya.
b. Tahap Meniru (Play Stage)
Pada tahap ini, seorang anak kecil mulai bekerja mengambil peran yang berada di sekitarnya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anaknya. Dengan kata lain, sudah mulai terbentuk kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain. Terbentuknya kasadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan orang-orang yang jumlahnya banyak. Sebagian dari orang-orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting dalam pembentukan dan bertahannya diri, yakni di mana anak menyerap nilai dan norma. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang yang amat berarti (significant other).
c. Tahap Siap Bertindak (Game Stage)
Pada tahap ini seorang anak tidak hanya lebih mengetahui peran yang harus dijalankan, tetapi telah mulai mengetahui peran yang harus dijalankan orang lain. Kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain pun mulai meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Pada tahap ini, mulai sadar akan tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya, lawan berinteraksi semakin banyak dan hubungannya semakin kompleks, mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah.
d. Tahap penerimaan Norma Kolektif (Generalize Stage)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinterkasi dengannya tetapi juga dengan masyarakat secara luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama, bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya menjadi mantap. Manusia pada perkembangannya telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
2. Charles H. Cooley.
Charles H. Cooley menekankan peranan interaksi dalam proses sosialisasi. Konsep diri (self concept) seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini dinamakan looking glass self yang terbentuk melalui tiga tahap yaitu :
a. Kita membayangkan bagaimana diri kita di mata orang lain.
Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar karena sang anak memiliki prestasi di kelas dan selalu menang di berbagai lomba.
b. Kita membayangkan bagaimana orang lain menilai kita.
Dengan pandangan bahwa si anak adalah anak yang hebat, sang anak membayangkan pandangan orang lain terhadap kita. Ia merasa selalu dipuji oleh orang lain, sehingga selalu percaya pada tindakannya. Perasaan ini bisa muncul dari perlakuan orang terhadap dirinya. Misalnya, gurunya selalu mengikutsertakannya dalam berbagai kegiatan lomba atau orang tuanya selalu memamerkannya kepada orang lain. Ingatlah bahwa pandangan ini tidak selamanya benar. Sang anak mungkin merasa dirinya hebat padahal dibandingkan dengan orang lain, ia tidak ada apa-apanya. Parasaan hebat bisa menjadi menurun kalau sang anak memperoleh informasi dari orang lain bahwa ada anak yang lebih hebat dari dirinya.
c. Bagaimana perasaan kita sebagai akibat penilain tersebut.
Dengan adanya penilaian bahwa sang anak adalah anak yang hebat, timbul perasaan bangga dan penuh percaya diri.
Ingatlah selalu bahwa pandangan negatif juga memiliki efek yang sama. Seorang anak yang selalu diejek jelek atau nakal dapat merasa dirinya jelek atau nakal. Padahal pandangan itu belum tentu benar.
Media Sosialisasi.
1. Keluarga (kinship)
Keluarga merupakan lingkungan utama yang pertama kali dikenal oleh anak. Fungsi utama keluarga adalah menjaga dan memelihara anak-anak. Kita mengalami sosialisasi pertama kali dalam kehidupan sebagai bayi dan anak-nak dalam keluarga. Pelaku sosialisasi di lingkungan keluarga meliputi orang tua, saudara kandung, kakek, nenek, paman, bibi dan sebagainya. Disamping itu bagi keluarga yang memiliki status sosial yang lebih baik, agen sosialisasi termasuk pekerja sosial, baby sitter, pembantu dan sebagainya. Peran agen sosialisasi sangat penting, sebab tergantung dari kemampuan yang harus diajarkan kepada anak.
2. Teman bermain (peer groups).
Teman bermain biasa juga disebut kelompok sebaya, yang dialami anak setelah ia mampu bepergian ke luar rumah. Pada awalnya sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun sangat berpengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman barmain adalah pada masa remaja.
3. Sekolah.
Menurut Dreeben; dalam lembaga pendidikan sekolah (pendidikan formal) seseorang belajar membaca, menulis dan berhitung. Disamping itu juga dipelajari aturan-aturan mengenai kemandirian, prestasi, universal, dan spesifikasi.
Fungsi utama pendidikan di sekolah adalah :
a. Menyiapkan anak-anak untuk menyongsong kehidupannya kelak,
b. Membantu perkembangan potensi anak sebagai pribadi yang utuh dan mahluk sosial yang bermanfaat bagi kehidupan sosial.
Disamping itu, melalui pendidikan juga terjadi proses :
a. Memelihara kebudayaan dengan mewariskan kepada generasi muda
b. Mengembangkan kemampuan partisipasi siswa dalam kehidupan demokratis dengan mengajarkan keterampilan-keterampilan berkomunikasi dan pengembangan kemampuan berfikir rasional dan mandiri.
c. Memperkaya kehidupan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan seni siswa.
d. Meningkatkan penyesuaian diri siswa dengan bimbingan pribadi dan berbagai pelajaran seperti psikologi terapan, pendidikan seks, efek penyalah gunaan narkoba.
e. Meningkatkan kesehatan siswa dengan latihan-latihan fisik dan pelajaran tentang kesehatan.
f. Membentuk warganegara yang patriotik dengan pelajaran tentang kejayaan negara, peningkatan persatuan kesatuan bangsa dan bela negara.
Melalui proses pendidikan, anak-anak diperkenalkan pada nilai-nilai dan norma atau budaya masyarakat, bangsa, dan negaranya, sehingga diharapkan dapat memahami, menghayati, dan mengamalkannya dalam kesehariannya. Melalui pendidikan dan pelatihan, anak-anak diperkenalkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi dengan harapan dapat mengembangkannya.
4. Media massa.
Media massa, baik cetak maupun elektronik merupakan bentuk komunikasi yang dikategorikan sebagai pelaku sosialisasi. Pesan yang disampaikan akan mempengaruhi perilaku seseorang.
5. Tempat kerja
Tempat kerja juga merupakan sarana sosialisasi seseorang. Pekerjaan menuntut peran tertentu dari pekerjanya. Oleh karena itu, pekerjaan juga membentuk kepribadian seseorang. Orang yang bekerja di industri akan terbentuk menjadi pribadi yang disiplin, menghargai waktu, menguasai teknologi, dan tekun dalam bekerja.
Sosialisasi sebagai proses sosial mempunyai tujuan,yaitu sebagai berikut;
1. Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melangsungkan kehidupan seseorang di tengah-tengah masyarakat tempat ia tinggal.
2. menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien serta mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis dan bercerita.
3. Membantu pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
4. Membiasakan individu dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
Untuk mencapai tujuan sosialiasasi dapat dilihat dari adanya indikasi-indikasi berikut :
1) Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan alam sekitar. Hal ini dapat diukur dan seseorang mengenal keluarga, saudara, tetangga.
2) Dapat berintegrasi dengan lingkungan sosial masyarakat, misalnya seseorang bisa akrab bergaul dengan keluarganya, tetangganya, temannya, dan warga masyarakat sekitarnya.
3) Adanya peningkatan status dan peranan seseorang dalam berusaha.
Sedangkan keberhasilan proses sosialisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :
1. Faktor yang berasal dari dalam diri individu meliputi.
Biologis yang meliputi bentuk tubuh, golongan darah, wajah, dan alat indra.
Tingkat kecerdasan atau Intelegensi Question (IQ)
Tingkat emosional atau Emosional Question (EQ), dan
Potensi, bakat serta keterampilan.
2. Faktor dari luar individu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sosialisasi yang berasal dari luar yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat setempat, lingkungan bermain/pergaulan, lingkungan pendidikan dan lingkungan pekerjaan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Kepribadian.
Istilah “kepribadian” adalah sebagai ciri-ciri watak seseorang individu yang kosisten, yang memiliki identitas khusus sebagai individu. Ciri khas tersebut berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain.
Konsep kepribadian adalah konsep yang luas sehingga tidak mungkin dapat merumuskan satu definisi yang tajam. Oleh karena itu, para ahli berbeda pendapat tentang definisi kepribadian, tetapi dapat melengkapi dan memperkaya pemahaman tentang konsep kepribadian.
Berikut ini beberapa definisi kepribadian manurut para ahli antara lain :
1. M.A.W. Brower, menyatakan bahwa “Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang”.
2. Theodore R. Newcombe : “Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku”.
3. Yinger : “Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinterkasi dengan serangkaian situasi”.
4. Cuber : “Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang”.
5. Horton menyatakan bahwa “Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan temperamen seseorang”.
6. Schaefer & Lamm mendefinisikan “ Kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri khas dan perilaku seseorang”.
Pola-pola perilaku setiap manusia secara individual sebenarnya unik dan berada satu sama lain. Perilaku manusia ditentukan oleh naluri, dorongan-dorongan, refleks-refleks, atau kelakuan manusia yang tidak lagi dipengaruhi dan ditentukan oleh akal dan jiwanya, seperti tindakan yang membabi buta. Unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perilaku tiap-tiap individu disebut susunan kepribadian, yang meliputi :
1. Pengetahuan.
Pengetahuan individu terisi dengan fantasi, pemahaman, dan konsep yang lahir dari pengamatan dan pengalaman mengenai bermacam-macam hal yang berbeda dalam lingkungan individu tersebut. Semua itu direkam oleh otak dan sedikit diungkapkan oleh individu tersebut dalam bentuk perilaku.
2. Perasaan.
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilakn nilai positif atau negatif terhadap sesuatu. Bentuk penilaian itu, dipengaruhi oleh pengetahuannya. Oleh sebab itu, perasaan selalu bersifat subyektif karena adanya unsur tadi, yang biasa jadi berbeda dengan penilaian orang lain. Perasaan mengisi penuh kesadaran manusia tiap saat dalam hidupnya.
3. Dorongan naluri.
Dorongan naluri adalah kemauan yang sudah merupakan naluri pada setiap manusia. Berikut ini adalah dorongan naluri :
a. Dorongan untuk mempertahankan hidup,
b. Dorongan seksual,
c. Dorongan untuk mencari makan,
d. Dorongan untuk bergaul dan berintearksi dengan sesama manusia.
e. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesama,
f. Dorongan untuk berbakti,
g. Dorongan akan keindahan bentuk, warna, suara, dan gerak.
Kepribadian seseorang dapat terbentuk, berkembang dan berubah seiring dengan proses sosialisasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :
1. Warisan biologis adalah semua hal yang diterima seseorang sebagai manusia melalui gen kedua orangtuanya. Warisan biologis dapat dibagi tiga bagian yaitu :
a. Persamaan biologis.
Setiap manusia sehat dan normal memiliki kesamaan biologis tertentu seperti tubuh dua tangan, dua kaki, lima indra. Persamaan biologis ini membantu menjelaskan persamaan dalam kepribadian dan prilaku semua orang. Setiap warisan biologis seseorang bersifat unik, artinya tidak seorangpun yang mempunyai karakteristik fisik yang sama bahkan anak kembar sekalipun.
b. Kematangan biologis
Kematangan biologis merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang. Misalnya anak yang berumur 2 tahun tentu tidak dapat membaca, meskipun dipaksa belajar. Hal ini bukan disebabkan karena kepribadiannya yang aneh, tetapi karena kematangan otot matanya belum berkembang dengan baik.
c. Karakteristik fisik.
Tidak semua faktor karakteristik fisik menggambarkan kepribadian seseorang. Misalnya, orang gemuk adalah orang periang, orang yang keningya lebar adalah orang paling cerdas, orang yang berambut merah adalah orang mudah marah, dan orang yang rahangnya lebar mempunyai kepribadian kuat. Anggapan seperti itu lebih banyak disebabkan apriori masyarakat yang dilatar belakangi oleh kondisi budaya setempat. Namun harus diakui bahwa karakteristik fisik dapat pula menjadi faktor dalam perkembangan kepribadian sesuai dengan bagaimana ia mendefinisikan dan diperlukan dalam masyarakat dan oleh keleompok acuan.
2. Faktor Geografis (Lingkungan Fisik). TNT 1
Pengaruh lingkungan geografis atau lingkungan fisik terhadap kepribadian manusia sedikit dibandingkan faktor-faktor lainnya. Lingkungan fisik tidak mendorong terjadinya kepribadian khusus seseorang. Lingkungan geografis hanya memberikan serangkaian pembatasan bagi kebudayaan yang mungkin berkembang, yang pada gilirannya kebudayaan itulah yang mempengaruhi kepribadian seseorang.
3. Faktor Kebudayaan
Kepribadian yang muncul dari masyarakat yang satu berbeda dengan kepribadian masyarakat lainnya. Setiap masyarakat mengembangkan satu atau beberapa macam kepribadian dasar yang sesuai dengan kebudayaannya.
4. Faktor Pengalaman Hidup dalam Kelompok.
Kelompok adalah wahana di mana seseorang mengalami perkembangan kepribadian. Seseorang menyadari kebiasaan-kebiasaan, memahami larangan-larangan (tabu), dan menerima hadiah dan hukuman melalui kelompok. Kelompoklah yang merupakan sarana langsung untuk menyalurkan kebudayaan kepada seseorang. Kelompok yang sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Kelompok acuan (referensi).
Tampa pengalaman hidup dalam kelompok, kepribadian normal seseorang tidak mungkin berkembang. Dari berbagai kelompok yang melingkupi kehidupan seseorang, ada kelompok dijadikan model bagi gagasan-gagasan dan norma perilaku seseorang (kelompok referensi).
Kelompok acuan yang pertama adalah keluarga. Sifat dasar kepribadian individu dibentuk pada masa awal kehidupan anak-anak dalam keluarga. Kelompok teman sebaya sama usia dan statusnya.
b. Kelompok majemuk.
Kelompok majemuk menunjuk pada kenyataan masyarakat
5. Faktor Pengalaman Unik.
Pada lingkungan keluarga yang sama, tidak ada individu memilih kepribadian yang sama, karena meskipun berada dalam satu keluarga tidak mendapatkan pengalaman yang sama. Begitu juga dengan pengalaman yang dialami oleh seseorang yang lahir kembar, tidak akan sama.
Menurut Paul B. Horton, kepribadian tidak dibangun dengan menyusun peristiwa di atas peristiwa lainnya. Arti dan pengaruh suatu pengalaman tergantung pada pengalaman-pengalaman yang mendahuluinya. Pengalaman-pengalaman yang unik akan mempengaruhi kepribadian seseorang. Kepribadian itu berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, karena pengalaman yang dialami seseorang itu unik dan tidak ada satu orang pun yang dapat menyamainya.
Evaluasi
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, atau e pada lembar jawaban yang tersedia.
1. Sebuah proses seumur hidup yang berkenaan dengan bagaimana individu mempelajari cara-cara hidup, norma dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima oleh kelompoknya, disebut ....
a. Interaksi d. Aksi
b. Prosesi e. Sosialisasi,
c. Kepribadian
2. Proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat, adalah sosialisasi menurut ....
a. Bruce J. Cohen d. Peter Berger,
b. Charlotte Buhler e. Ritcher Jr
c. Giddens
3. Proses di mana seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan-keterampilan, dan sikap yang diperlukannya agar dapat berfungsi sebagai orang dewasa dan sekaligus sebagai pemeran aktif dalam satu kedudukan atau peranan tertentu dimasyarakatnya, adalah sosialisasi menurut....
a. Bruce J. Cohen d. Peter Berger,
b. Charlotte Buhler e. Ritcher Jr
c. Giddens
4. Di bawah ini adalah pengertian pokok sosialisasi, kecuali....
a. Proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia
b. Terjadi saling mempengaruhi antara individu beserta segala potensi kemanusiaannya dengan masyarakat beserta kebudayaannya
c. Menyerap pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma, sikap, dan keterampilan dari kebudayaan masyarakatnya
d. Berkembangnya kepribadian seseorang menjadi satu pribadi yang unik
e. Sebagai proses bertindak yang dilandasi oleh kesadaran adanya orang lain dan proses menyesuaikan respon sesuai dengan tindakan orang lain,
5. Waktu-waktu dimana seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Hal ini termasuk tahap perkembangan anak pada tahap ...
a. Preparatory satage, d. Game stage
b. Play Stage e. Generalize stage
c. Tahap meniru
6. Pada tahap perkembangan anak, di mana anak mulai sadar akan tuntutan untuk mebela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya.
a. Preparatory satage d. Game stage,
b. Play Stage e. Generalize stage
c. Tahap meniru
7. Manusia pada perkembangannya telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya dan telah dianggap dewasa. Ini adalah tahap perkembangan tingkat
a. Preparatory satage
b. Play Stage
c. Tahap meniru
d. Game stage
e. Generalize stage,
8. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain, disebut ....
a. Self concept d. Play Goup
b. Looking glas self, e. Play Back
c. Play Stage
9. Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melangsungkan kehidupan seseorang di tengah-tengah masyarakat tempat ia tinggal, adalah tujuan ....
a. Pendidikan d. Interaksi
b. Media massa e. Aksi
c. Sosialisasi,
10. Berikut ini adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu yang mempengaruhi keberhasilan proses sosialisasi, kecuali ....
a. Biologis
b. Tingkat kecerdasan
c. Tingkat emosional
d. Potensi, bakat serta keterampilan
e. Daya saing,
11. Berikut ini adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang mempengaruhi keberhasilan proses sosialisasi, kecuali ....
a. lingkungan keluarga
b. lingkungan masyarakat setempat
c. lingkungan bermain/pergaulan
d. Intelegensi Question,
e. lingkungan pekerjaan.
12. Sebagai ciri-ciri watak seseorang individu yang kosisten, yang memiliki identitas khusus sebagai individu, disebut ....
a. Interaksi c. Aksi e. Kepribadian,
b. Prosesi d. Sosialisasi
13. Organisasi sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku” adalah definisi kepribadian menurut..
a. Cuber c. Browrer e. Yinger,
b. Horton d. Theodore R.
14. “Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinterkasi dengan serangkaian situasi”, dikemukan oleh ....
a. Cuber d. Theodore R.
b. Horton e. Yinger,
c. Browrer
15. Suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilakn nilai positif atau negatif terhadap sesuatu, disebut ....
a. Pengetahuan d. Kematangan biologis
b. Perasaan, e. Persamaan biologis
c. Dorongan naluri
16. Dorongan untuk mempertahankan hidup, termasuk ....
a. Pengetahuan d. Kematangan biologis
b. Perasaan e. Persamaan biologis
c. Dorongan naluri,
17. Dorongan untuk bergaul dan berintearksi dengan sesama manusia, termasuk....
a. Pengetahuan d. Kematangan biologis
b. Karakteristik fisik e. Persamaan biologis
c. Dorongan naluri,
18. Anak yang berumur 2 tahun tentu tidak dapat membaca, meskipun dipaksa belajar, adalah ....
a. Pengetahuan d. Kematangan biologis
b. Karakteristik fisik e. Persamaan biologis,
c. Dorongan naluri
19. Melanggar tata tertib sekolah merupakan pelanggaran dari norma sosial ....
a. adat istiadat d. kebiasaan
b. budaya e. hukum
c. cara
20. Pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri merupakan susunan ....
a. Biologis d. Lingkungan
b. Fisik e. Sosial
c. Kepribadian
21. Membuang sampah pada tempatnya merupakan norma sosial ....
a. adat istiadat d. kebiasaan
b. budaya e. tata kelakuan
c. cara
22. Suatu tindakan yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama dinamakan ....
a. adat istiadat d. kebiasaan.
b. budaya e. kelakuan
c. cara tata
23. Untuk menciptakan suatu masyarakat yang harmonis, tertib dan aman diperlukan suatu perangkat pendukung agar hal tersebut dapat terwujud, yaitu ....
a. adat istiadat d. nilai-nilai sosial
b. kebudayaan e. nilai-nilai tradisional
c. norma sosial
24. Si Mamat adalah anak yang nakal dan sulit diatur, ia selalu memandang enteng orang lain, pada hal ia banyak memiliki kekurangan. Ia tidak menyadari kekurangan dirinya. Keadaan si Mamat tersebut teramsuk kedalam faktor ....
a. Biologis d. psikis
b. Perasaan e. sosiologis
c. psikologis
25. Sangkala anak yang lahir di daerah pedesaan, cenderung memiliki sikap ramah dan kesetiakawanan yang kental. Hal ini merupakan faktor pembentukan kepribadian ....
a. Biologis d. Perasaan
b. Kejiwaan e. Sosiologis
c. Pengetahuan
B. Essay Test
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan betul :
1. Jelaskan yang dimaksud sosialisasi.
2. Jelaskan dengan singkat lima media sosialisasi !
3. Jelaskan faktor yang mempengaruhi keberhasilan sosialisasi !
4. Kemukakan unsur-unsur yang menentukan terbentuknya perilaku individu !
5. Uraikan dengan singkat faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian individu !
C/NYC
Komentar Guru
Paraf
Kompetensi Dasar : 1.3 Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial
Setelah mempelajari materi ini siswa di harapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian interaksi primer menurut Peter L Berger & Luckman.
2. Menjelaskan pengertian interaksi skunder menurut Peter L Berger & Luckman.
3. Menemu tunjukkan contoh interaksi primer.
4. Menemu tunjukkan contoh interaksi skunder.
5. Mengemukakan bentuk interkasi sosial dalam proses asosiatif.
6. Mengemukakan bentuk interkasi sosial dalam proses disosiatif.
Memahami Kehidupan Sosial Manusia
Standar Kompetensi : 1
Kompetensi Dasar : 1.3.
Mengidentifikasi Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
1
2
Interaksi Sosial menurut Peter L.Berger & Luckman
Bentuk-bentuk Interaksi sosial
1. Interaksi Primer
2. Interaksi Sekunder
Proses Asosiatif
Proses Disosiatif
1. Persaingan
1. Kerja Sama
2. Akomodasi
2. Kontravensi
3. Asimilasi
4. Akulturasi
3. Pertikaian
4. Konflik
BAB IV
MENGIDENTIFIKASI
BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
A. Interaksi
Interaksi sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Interaksi sosial yang dilakukan secara berulang akan menghasilkan proses sosial. Interaksi sosial menurut Peter L. Berger dan Luckman dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Interaksi sosial yang dijalankan individu semasa kecil belajar menjadi anggota masyarakat atau keluarga. Peran orang-orang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas dengan mereka. Kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh kepribadian dan interkasi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya. Misalnya, anak usia belum sekolah mulai mengenal keluarganya dan lingkungan keluarganya, secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
2. Interaksi sekunder adalah proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Bentuknya dapat berupa seseorang diberi identitas diri yang baru (resosialisasi), dapat pula berupa pencabutan identitas diri yang lama (desosialisasi).
B. Bentuk-bentuk interaksi sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial terbagi menjadi dua, yaitu :
Proses Asosiatif (Association Processes).
Proses asosiatif meliputi kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
a. Kerja Sama (cooperation)
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama dilakukan sejak manusia berinteraksi dengan sesamanya. Kebiasaan dan sikap mau bekerja sama dimulai sejak kanak-kanak, mulai dalam kehidupan keluarga lalu meningkat dalam kelompok sosial yang lebih luas.
Kerja sama berawal dari kesamaan orientasi. Misalnya, warga rela bekerja bakti membersihkan lingkungan karena sama-sama menyadari manfaat lingkungan yang bersih. Kerja sama akan bertambah erat apabila ada bahaya dari luar yang mengancam. Misalnya, warga semakin giat bekerja bakti membersihkan lingkungan untuk mencegah wabah demam berdarah.
Kerja sama juga akan bertambah erat apabila ada tindakan yang menyinggung kesetiaan yang secara tradisional atau institusional telah tertanam. Kerja sama seperti ini bisa konstruktif (membangun), bisa juga destruktif (merusak). Contoh konstruktif adalah kerja sama siswa dan guru memulihkan nama baik sekolah yang dinodai tindakan kriminal sejumlah siswanya. Contoh destruktif adalah tawuran antar kampung.
Kerja sama dapat bersifat agresif apabila suatu kelompok mengalami kekecewaan dalam jangka waktu yang lama akibat rintangan-rintangan dari luar kelompok itu. Keadaan tersebut dapat menjadi lebih tajam lagi apabila kelompok tersebut merasa tersinggung atau dirugikan oleh sistem kepercayaan atau dalam salah satu bidang sensitif kebudayaan yang dimilikinya. Kerja sama ini cenderung bersifat destruktif
Bentuk kerja sama dibedakan menjadi empat bentuk, yaitu :
1) Kerjasama spontan, yaitu kerja sama yang terjadi secara serta-merta.
2) Kerja sama langsung, yaitu kerja sama sebagai hasil dari perintah atasan kepada bawahan atau pengusaha terhadap rakyatnya.
3) Kerja sama kontrak, yaitu kerja sama atas dasar syarat-syarat atau ketetapan tertentu, yang disepakati bersama.
4) Kerja sama tradisional, yaitu kerja sama sebagian atau unsur-unsur tertentu dari sistem sosial.
Sejumlah ahli berpendapat bahwa masyarakat yang terlalu mementingkan kerja sama justru cenderung kurang mempunyai inisiatif ataupun daya kreasi. Warga dalam masyarakat seperti itu terlalu mengandalkan bantuan dari rekan-rekannya. Orang cenderung mempersilahkan orang lain tampil lebih dahulu, atau menunggu sejumlah orang untuk memulai. Meskipun demikian, harus diakui bahwa kerja sama merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang universal pada masyarakat manapun.
b. Akomodasi.
Akomodasi berarti adanya keseimbangan interaksi sosial dalam kaitannya dengan norma dan nilai yang ada di dalam masyarakat. Seringkali akomodasi terjadi dalam situasi konflik sosial (pertentangan). Akomodasi merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan pertentangan, entah dengan cara yang menghargai kepribadian yang berkonflik, atau bisa juga dengan cara paksaan atau tekanan.
Bentuk akomodasi. Bentuk-bentuk akomodasi antara lain sebagai berikut.
1) Koersi
Koersi adalah suatu bentuk akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain yang lebih lemah. Berarti, dalam koersi terjadi penguasaan (dominasi) suatu kelompok atas kelompok lain.
Contoh: Sistem pemerintahan totalitarian.
2) Kompromi
Kompromi adalah suatu bentuk akomodasi ketika pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan agar tercapai suatu penyelesaian. Sikap dasar untuk melaksanakan kompromi adalah semua pihak bersedia untuk merasakan dan memahami keadaan pihak lainnya.
Contoh: Perjanjian gencatan senjata antar dua negara.
3) Arbitrasi
Arbitrasi adalah suatu bentuk akomodasi apabila pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri. Untuk itu, akan diundang pihak ketiga yang tidak memihak (netral) untuk mengusahakan penyelesaian pertentangan tersebut. Pihak ketiga di sini dapat pula ditunjuk atau dilaksanakan oleh suatu badan yang dianggap berwenang.
Contoh: Penyelesaian pertentangan antara karyawan dan pengusaha, dengan serikat buruh serta Departemen Tenaga Kerja sebagai pihak ketiga.
4) Mediasi
Mediasi adalah suatu bentuk akomodasi yang hampir sama dengan arbitrasi. Namun, pihak ketiga yang bertindak sebagai penengah atau juru damai tidak mempunyai wewenang untuk memberi keputusan-keputusan penyelesaian perselisihan antara kedua belah pihak.
Contoh: Mediasi pemerintah RI untuk mendamaikan faksi-faksi yang berselisih di Kamboja. RI hanya menjadi fasilitator, sedangkan keputusan mau berdamai atau tidak tergantung niat baik masing- masing faksi yang bertikai.
5) Konsiliasi
Konsiliasi adalah suatu bentuk akomodasi untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama. Konsiliasi bersifat lebih lunak dan membuka kesempatan kepada pihak-pihak yang bertikai untuk mengadakan asimilasi.
Contoh: Panitia tetap penyelesaian masalah ketenagakerjaan mengundang perusahaan dan perwakilan karyawan untuk menyelesaikan pemogokan.
6) Toleransi
Toleransi adalah bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang resmi. Kadang-kadang toleransi terjadi secara tidak sadar dan tanpa direncanakan terlebih dahulu. Biasanya toleransi terjadi karena adanya keinginan-keinginan untuk sedapat mungkin menghindarkan diri dari perselisihan yang salah merugikan kedua belah pihak.
7) Stalemate
Stalemate adalah bentuk akomodasi ketika kelompok yang terlibat pertentangan mempunyai kekuatan seimbang. Lalu keduanya sadar bahwa tidak mungkin lagi untuk maju atau mundur, sehingga pertentangan atau ketegangan antara keduanya akan berhenti dengan sendirinya.
Contoh: Persaingan antara Blok Barat dan Blok Timur Eropa berhenti dengan sendirinya tanpa ada pihak yang kalah ataupun menang.
8) Ajudikasi
Ajudikasi adalah penyelesaian masalah atau sengketa melalui pengadilan atau jalur hukum.
Contoh: Persengketaan tanah warisan yang diselesaikan di pengadilan.
c. Asimilasi.
Asimilasi merupakan proses sosial pada tahap lanjut. Artinya, asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerja sama dan akomodasi. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.
Hasil dari proses asimilasi adalah semakin tipisnya batas perbedaan antara individu dalam suatu kelompok, atau bisa juga batas-batas antar kelompok. Selanjutnya, individu melakukan identifikasi diri dengan kepentingan bersama. Artinya, menyesuaikan kemauannya dengan kemauan kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
Asimilasi dapat terbentuk apabila memenuhi tiga persyaratan berikut :
1) Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda
2) Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama.
3) Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri.
Faktor pendorong yang mempermudah terjadinya asimilasi adalah sebagai berikut.
1) Toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan.
2) Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
3) Kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan yang dibawanya.
4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal.
6) Perkawinan antara kelompok yang berbeda budaya.
7) Mempunyai musuh yang sama dan meyakini kekuatan-kekuatan masing-masing untuk menghadapi musuh tersebut.
Asimilasi tidak dapat berjalan dengan baik, hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1) Kelompok yang terisolasi atau terasing (biasanya kelompok minoritas).
2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang dihadapi.
3) Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan baru. Kekhawatiran ini dapat diatasi dengan meningkatkan fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan.
4) Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan kelompok lain. Kebanggaan berlebihan ini mengakibatkan kelompok yang satu tidak mau mengakui keberadaan kebudayan kelompok lainnya.
5) Perbedaan ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit atau rambut.
6) Perasaan yang kuat bahwa individu terikat pada kebudayaan kelompok yang bersangkutan.
7) Golongan minoritas mengalami gangguan oleh kelompok penguasa.
Contoh:
Pembantaian suku minoritas (ethnic cleansing) di bekas negara Yugoslavia dan Ruwanda. Atau, pembantaian secara sistematis orang Yahudi semasa Nazi Jerman berkuasa.
d. Akulturasi
Akulturasi adalah proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing menjadi bagian dari kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya asli. Akulturasi merupakan hasil perpaduan dua kebudayaan dalam waktu lama. Dalam akulturasi unsur-unsur kebudayaan asing sama-sama diterima oleh kelompok yang berinteraksi selanjutnya diolah tetapi tidak menghilangkan kepribadian asli kebudayaan kelompok itu.
Contoh:
Ø Kebudayaan Hindu di Indonesia bertemu dengan kebudayaan Islam menghasilkan kebudayaan Islam bercorak Hindu.
Ø Musik Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong.
Proses Disosiatif.
Proses disosiatif disebut pula proses oposisi. Oposisi dapat diartikan cara yang bertentangan dengan seseorang ataupun kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Proses disosiatif dapat dibedakan menjadi tiga bentuk sebagai berikut.
a. Persaingan
Persaingan merupakan suatu proses sosial ketika ada dua pihak atau lebih saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu. Persaingan terjadi apabila beberapa pihak menginginkan sesuatu yang jumlahnya sangat terbatas atau sesuatu yang menjadi pusat perhatian umum. Misalnya, ribuan remaja bersaing memperoleh kesempatan untuk masuk dalam 12 besar penyanyi idola.
Persaingan dilakukan dengan norma dan nilai yang diakui bersama dan berlaku pada masyarakat tersebut. Kecil kemungkinan, persaingan menggunakan kekerasa atau ancaman. Dengan kata lain, persaingan dilakukan secara sehat atau sportif. Misalnya, dalam sepak bola dikenal istilah fair play.
Persaiangan yang disertai kekerasan, ancaman, atau keinginan untuk merugikan pihak lain dinamakan persaingan tidak sehat. Tindakan seperti itu bukan lagi persaingan tetapi sudah menjurus pada permusuhan atau persengketaan.
Apapun hasil dari suatu persaingan akan diterima dengan kepala dingin tanpa ada rasa dendam sedikitpun. Sejak awal, masing-masing pihak yang bersaing menyadari akan ada yang menang dan kalah.
Tipe-tipe persaingan tersebut menghasilkan beberapa bentuk persaingan, antara lain di bidang ekonomi, kebudayaan, kedudukan, dan ras.
1) Persaingan di Bidang Ekonomi
Persaingan di bidang ekonomi timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan jumlah konsumen.
2) Persaingan di Bidang Kebudayaan
Persaingan di bidang kebudayaan, misalnya ketika para pedagang Barat berdagang di pelabuhan-pelabuhan Jepang dan orang-orang Belanda pada akhir abad ke-15 berhadapan dengan kebudayaan Indonesia.
3) Persaingan Kedudukan dan Peranan
Persaingan kedudukan dan peranan terjadi apabila dalam diri seseorang maupun kelompok terdapat keinginan-keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan yang dikejar tergantung apa yang paling dihargai oleh masyarakat pada suatu masa tertentu.
4) Persaingan Ras
Persaingan ras sebenarnya juga merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Perbedaan ras, baik perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, maupun corak rambut, hanya merupakan suatu perlambangan kesadaran dan sikap atau perbedaan-perbedaan dalam kebudayaan.
Persaingan memiliki beberapa fungsi, seperti berikut ini.
1) Menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang sama-sama menuntut dipenuhi, padahal sulit dipenuhi semuanya secara serentak
2) Menyalurkan kepentingan serta nilai-nilai dalam masyarakat, terutama kepentingan dan nilai yang menimbulkan konflik.
3) Menyeleksi individu yang pantas memperoleh kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya.
Persaingan yang terkait erat dengan berbagai faktor menghasilkan hal-hal sebagai berikut.
1) Kepribadian Seseorang
Menurut H. Cooley, apabila persaingan dilakukan secara jujur, ia akan dapat mengembangkan rasa sosial dalam diri seseorang.
2) Kemajuan
Dalam masyarakat yang berkembang dan maju dengan cepat, para individu perlu menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut. Persaingan akan mendorong seseorang untuk bekerja keras supaya dapat berperan serta dalam masyarakat.
3) Solidaritas Kelompok
Solidaritas kelompok tidak akan goyah selama persaingan dilakukan dengan jujur. Persaingan yang jujur akan menyebabkan individu saling menyesuaikan diri dalam hubungan sosialnya sehingga tercapai keserasian.
4) Disorganisasi
Adanya disorganisasi karena terjadi perubahan yang terlalu cepat dalam masyarakat. Hal itu terjadi karena masyarakat hampir tidak mendapat kesempatan untuk menyesuaikan diri dan melakukan reorganisasi.
b. Kontravensi
Kontravensi merupakan proses sosial yang ditandai oleh ketidakpastian, keraguan, penolakan,dan penyangkalan yang tidak diungkapkan secara terbuka. Kontravensi adalah sikap menentang secara tersembunyi, agar tidak sampai terjadi perselisihansecara terbuka. Penyebab kontravensi antara lain perbedaan pendirian antara kalangan tertentu dengan kalangan lain dalam masyarakat, atau bisa juga dengan pendirian masyarakat.
1) Bentuk kontravensi.
Menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker, terdapat lima bentuk kontravensi, yaitu :
a) Kontravensi umum.
Misalnya: penolakan, keengganan, perlawanan, protes, gangguan, mengancam pihak lawan.
b) Kontravensi sederhana.
Misalnya: menyangkal pernyataan orang di depan umum.
c) Kontravensi intensif.
Misalnya: penghasutan, penyebaran desas-desus.
d) Kontravensi rahasia.
Misalnya: pembocoran rahasia, khianat.
e) Kontravensi taktis.
Misalnya: mengejutkan pihak lawan, provokasi, dan intimidasi.
2) Tipe-Tipe Kontravensi.
Ada tiga tipe umum kontravensi, yaitu kontravensi generasi masyarakat, kontravensi yang menyangkut seks dan kotravensi parlementer.
a) Kontravensi Generasi Masyarakat.
Kontravensi generasi masyarakat dijumpai di kota-kota besar di Indonesia. Gejalanya ialah terjadin bentrokan antar generasi muda dan generasi tua karena latar belakang pendidikan dan pengalaman yang berbeda. Orang tua yang bependidikan tradisional dianggap oleh anak; kuno, kolot, kaku, dan konservatif. Sebaliknya orang tua yang masih bersifat tradisional tidak mudah menerima perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
b) Kontravensi Seksual.
Kontravensi seksual terutama menyangkut hubungan suami istri dalam keluarga. Nilai-nilai masyarakat dewasa pada umumnya cenderung menempatkan suami istri pada keduukan dan peranan sejajar.
Dewasa ini wanita juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga walaupun tugas mencari nafkah masih menjadi tugas utama ayah atau suami. Suami pun tidak hanya mencari nafkah, tetapi juga membantu istri dalam tugas di rumah, seperti membimbing anak-anak belajar.
d) Kontravensi Parlementer.
Kontravensi parlementer berkaitan dengan hubungan antara golongan mayoritas dan golongan minoritas dalam masyarakat. Hubungan tersebut, seperti hubungan lembaga legislatif, keagamaan, dan pendidikan.
Kontravensi bersifat agak tertutup atau rahasia dibandingkan persaingan dan pertentangan. Misalnya terjadinya perang dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur semasa Uni Soviet masih berdiri. Dalam perang dingin lawan tidak diserang secara fisik, melainkan secara psikologis (Psychologycal Warfare atau perang urat syaraf).
c. Pertikaian
Pertikaian merupakan proses sosial bentuk lanjut dari kontravensi. Artinya, dalam pertikaian perselisihan sudah bersifat terbuka. Pertikaian terjadi karena semakin tajamnya perbedaan antara kalangan tertentu dalam masyarakat.
Kondisi semakin tajamnya perbedaan mangakibatkan amarah, rasa benci yang mendorong tindakan untuk melukai, menghancurkan atau menyerang pihak lain. Jadi pertikaian terjadi apabila individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menentang pihak lain dengan cara ancaman atau kekerasan.
d. Konflik.
Konflik dapat diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua pihak atau lebih, di mana pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Sebagai proses sosial, konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan yang agak sulit didamaikan atau ditemukan kesamaannya. Perbedaan tersebut antara lain menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat dan keyakinan.
Konflik dapat terjadi karena disebabkan oleh :
1) Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan,
2) Perbedaan latar belakang kebudayaan, sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda pula. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya.
3) Perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok, diantaranya menyangkut bidang ekonomi politik, dan sosial.
4) Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Menurut de Moor, konflik dalam masyarakat terjadi jika para anggotanya secara besar-besaran membiarkan diri dibimbing oleh tujuan-tujuan (nilai-nilai) yang bertentangan.
Menurut Dahrendorf, konflik dapat dibagi lima, yaitu :
1) Konflik antara atau dalam peranan sosial, misalnya antara peran dalam keluarga dan profesi.
2) Konflik antara kelompok-kelompok sosial,
3) Konflik antara kelompok yang terorganisasi dengan kelompok yang tidak terorganisasi,
4) Konflik antara satuan nasional, dan
5) Konflik antar negara atau antara negara dengan organisasi internasional.
Konflik merupakan proses disosiatif yang tajam, dan dapat berfungsi positif bagi masyarakat. Konflik akan membawa akibat positif asalkan masalah yang dipertentangkan dan kalangan yang bertentangan menunjukkan nilai konstruktif, artinya dilandasi kepentingan menjadikan masyarakat lebih baik.
Berikut ini adalah sisi positif terjadinya konflik sosial :
1) Dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau belum tuntas dipelajari.
2) Memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma- norma dan nilai-nilai serta hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan sesuai dengan kebutuhan individu atau kelompok.
3) Merupakan jalan mengurangi ketegangan antar individu dan kelompok.
4) Merupakan jalan untuk mengurangi atau menekankan pertentangan yang terjadi dalam masyarakat.
5) Membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru.
6) Dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan - kekuatan dalam masyarakat.
Akibat konflik adalah sebagai berikut.
1) Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
2) Keretakan hubungan antara anggota kelompok, misalnya akibat konflik antar suku.
3) Perubahan kepribadian pada individu, misalnya adanya rasa benci dan saling curiga akibat perang.
4) Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.
5) Dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
Evaluasi :
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, atau e pada lembar jawaban yang tersedia.
1. Interaksi sosial yang asosiatif dapat berbentuk ....
a. Akomodasi dan persaingan d. Akomodasi dan konflik
b. Kerjasama dan akomodasi e. Kerjasama dengan konflik
c. Kerjasama dan persaingan
2. Bentuk interaksi sosial yang berbeda di antara persaingan dan pertikaian adalah ....
a. Kooperasi c. Akomodasi e. Contravention
b. Koalisi d. koersif
3. Akomodasi, asimilasi, dan akulturasi merupakan bagian dari ....
a. Proses distributif c. Proses diferensif e. Porses desosiatif
b. Proses asosiatif d. Proses komulatif
4. Sosialisasi sekunder terjadi melalui agen-agen sabagai berikut ....
a. Keluarga, masyarakat, dan sekolah
b. Sekolah, media massa, dan keluarga
c. Teman bermain sekolah dan media massa
d. Ayah, ibu, dan anggota kerabat dekat
e. Tetangga, masyarakat, dan keluarga
5. Perbedaan sosialisasi primer dan sekunder adalah pada ....
a. Individunya c. Interaksinya e. Tujuannya
b. Obyeknya d. Lingkungannya
6. Berikut ini merupakan kerjasama yang ditinjau dari pelaksanaannya, kecuali ....
a. Asosiasi c. Usaha patungan e. Koalisi
b. Kerjasama d. kooptasi
7. Agen sosialisasi yang pertama dan utama bagi seorang individu sejak lahir adalah ....
a. Keluarga c. Teman bermain e. Sekolah
b. Media cetak d. Media elektornik
8. Asosiasi yang melaksanakan pranata ekonomi untuk mendapatkan keuntungan optimal adalah ....
a. Pegadaian c. Badan usaha e. Yayasan
b. Koperasi d. Bank
9. Dalam masyarakat feodal sistem Eropa, para buru tani mengearjakan pertanian yang dimiliki oleh ....
a. Raja c. Kaum proletar e. Kaum borjuis
b. Tuan tanah d. pengusaha
10. Terjadinya aksi demonstrasi antara kelompok pemuda dan masyarakat Indonesia dewasa ini didorong oleh faktor sosiologis, yaitu ....
a. Rendahnya nilai rupiah d. Otonomi daerah
b. Penghapusan KKN e. Tuntutan aspirasi masyarakat
c. Mahalnya barang kebutuhan pokok
11. Ibu Ati mengambil peran mempertemukan dua siswa yang tawuran supaya suapay diperoleh kesepakatan bersama tentang penyelesaian perkelahian tersebut.
Bentuk akomodasi pada contoh kasus di atas termasuk ....
a. Kompromi c. Konversi e. Arbitrasi
b. Mediasi d. Mediasi
12. Proses di mana orang per orang atau kelompok manusia mula-mula saling bertentanga saling mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan disebut ....
a. Kooperasi c. Akomodasi e. Akulturasi
b. Terpadu d. Asimilasi
13. Kerja sama antara karyawan satu pabrik dengan pengusaha dalam rangka memproduksi suatu barang daganga termasuk bentuk kerja sama ....
a. Spontan c. Langsung e. Tradisional
b. Terpadu d. Kontrak
14. Ciri utama sebuah koersi adalah ....
a. Kedua belah pihak dalam keadaan sama kedudukannya
b. Kedua belah pihak tidak saling memaksakan kehendak
c. Pihak yang kuat tidak mampu memaksakan kehedan pada pihak yang lemah
d. Terjadi pemaksaan kehendak antara pihak yang kuat dengan pihak yang lemah
e. Kelompok lemah dipaksa oleh pihak ketiga
15. Suatu bentuk akomodasi apabila pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri disebut ....
a. Kompromi c. Konversi e. Arbitrasi
b. Mediasi d. Mediasi
16. Suatu proses asimilasi ditandai dengan ....
a. Keinginan untuk menonjolkan kepentingan kelompok sendiri
b. Pertentangan yang tidak dapat diselesaikan
c. Upaya mengurangi perbedaan-perbedaan antar kelompok
d. Semakin banyak individu yang terlibat dalam suatu pertikaian
e. Keinginan untuk saling manjauhi
17. Kebudayaan Indonesia bertemu dengan kebudayaan India dan Arab yang kemudian membentu suatu kebudayaan baru, proses ini disebut ..
a. Akulturasi c. Asimilasi e. Defusi
b. Internalisasi d. Melting pot
18. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, dan kebudayaan. Berikut ini merupakan fenomena yang ada kaitannya dengan pernyataan di atas, yaitu ....
a. Akulturasi c. Asimilasi e. Semuanya betul
b. Multicultural d. plarisme
19. Interaksi sosial dalam kenyataan sehari-hari selalu menghasilkan dua macam bentuk yang sifatnya berlawanan, yaitu ....
a. Pertikaian dan akomodasi d.Tradisional dan modern
b. Asimilasi dan akulturasi e.Kerja sama dan konflik sosial
c. Pro dan kontra
20. Pertemuan antara dirut dengan wakil karyawan untuk menyelesaikan konflik tentang sistem upah berhasil mencapai kata sepakat. Keadaan tersebut merupakan bentuk akomodasi ....
a. Peran sosial c. Arbitasi e. Konfromi
b. Toleransi d. Mediasi
21. Keterlibatan pasukan Australia dalam menyelesaikan konflik di Timor Leste adalah usaha untuk menciptakan pardamaian diantara kelompok yang bertikai. Contoh ini merupakan salah satu bentuk interkasi asosiatif ....
a. Mediasi c. Akulturasi e. Kerjasama
b. Kontravensi d. Akomodasi
22. Jika terjadi konflik, diperlukan pihak ketiga untuk mengajak kedua pihak mengadakan negosiasi atau berunding disertai oleh mediator pihak ketiga. Apabila gagal, mediator mengambil langkah paksaan untuk segera mengakhiri konflik. Langkah tersebut dinamakan ....
a. Kompromi c. Toleransi e. Konversi
b. Arbitrasi d. Koersi
23. Perasaingan antara Amerika Serikat dengan Iran berhenti dengan sendirinya tampa pihak yang menengahi. Hal ini merupakan bentuk akomodasi ....
a. Konsiliasi c. Toleransi e. Ajudikasi
b. Stalemate d. Mediasi
24. Perjanjian gencatan senjata antara pasukan Renaldo Alfredo dengan pemerintah Timor Leste merupakan bentuk akomodasi ....
a. Konfromi c. Toleransi e. Ajudikasi
b. Mediasi d. Akulturasi
25. Kebudayaan Hindu di Indonesia bertemu dengan kebudayaan Islam, menghasilkan kebudayaan Islam yang bercorak Hindu. Peristiwa tersebut merupakan bentuk ....
a. Mediasi c. Akulturasi e. Kompromi
b. Ajudikasi d. konsialisi
26. Keseimbangan interaksi sosial dalam hubungannya dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat dinamakan ....
a. Kerja sama c. Akomodasi e. Kompromi
b. Koperasi d. Akulturasi
27. Kerja sama. Asimilasi, akomodasi, akulturasi termasuk dalam bentuk interaksi sosial dalam proses ....
a. Asosiatif c. Primer e. Organiasi
b. Disosiatif d. Sekunder
28. Persaingan, pertikaian, konflik sosial merupakan bentuk interaksi sosial dalam proses....
a. Asosiatif c. Primer e. Organiasi
b. Disosiatif d. Sekunder
29. Penyelasaian sengketa antara Malaysia dan Indonesia mengenai Blok Ambalat beberapa waktu lalu, ini merupakan bentuk akomdasi :
a. Kompromi c. Mediasi e. Arbitrasi
b. Stalemate d. Ajudikasi
30. Proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenal-kan individu kepada kelompok tertentu dalam masyarakat adalah ....
a. Sisialisasi primer c. Sosialisasi sekunder e. Motivasi
b. Sosialisasi d. Interaksi sosial
B. Essay test.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan betul :
1. Jelaskan pengertian interaksi primer dan skunder menurut Peter L Berger & Luckman.
2. Tunjukkan salah satu contoh interaksi primer.
3. Tunjukkan salah satu contoh interaksi skunder.
4. Kemukakan bentuk interkasi sosial dalam proses asosiatif.
5. Kemukakan bentuk interkasi sosial dalam proses disosiatif
C/NYC
Komentar Guru
Paraf /Tanggal
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, H. Abu, 1997, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta, Rineka Cipta
Cohen, Bruce J, tt, Sosiologi suatu Pengantar, Jakarta, Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK (Pedoman Pengembangan Silabus Mata Pelajaran IPS), Jakarta, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Departemen Pendidikan Nasional, 2001, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka.
Dp. Maas, 1985, Antropologi Budaya, Jakarta, Universitas Terbuka.
Hasan, Fuad, 1995, Dimensi Budaya dan Pengembangan SDM, Jakarta, Balai Pustaka.
H. P. Idris, MT, 1987, Munculnya Manusia, Jakarta, Balai Pustka.
Idianto M, 2004, Sosiologi untuk SMA Kelas X, Jakarta, Erlangga.
______, 2005, Sosiologi Untuk SMA Kelas XI, Jakarta, Erlangga.
Mardiyatmo, Drs., dkk, 2005, PKn & Sejarah, Untuk Kelas 2 SMK, Jakarta, Yudhistira.
Muliati, Sri, Dra. Dkk, 2004, Sosiologi Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat, SMA Kelas X & XI, Jakarta, Yudhistira.
Nurseno, Drs., 2004, Sosiologi, 2A Untuk Kelas 2 SMA dan MA, Solo, Tiga Serangkai.
Sairin, Sjafri, tt, Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia, Perspektif Antropologi, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Saptono, Drs., dkk, 2007, Sosiologi, Untuk SMA Kelas X, Jakarta, PT.Phibeta Aneka Gama.
Soekanto, Soerjono, 1990, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, PT. Raja Grafido Persada.
______, 1999, Kamus Sosiologi, Jakarta, PT. Raja Grafido Persada.
Simanjuntak, Posman, 2003, Antropologi, Untuk SMU Kelas 3, Jakarta, Erlangga.
Sumali, Agus, Drs.MM. dkk, 2007, Ilmu Pengetahuan Sosial, untuk SMK Tingkat I, Surakarta, Yudhistira.
Suryati, Retno. S.Pd, 2007, Ilmu Pengetahuan Sosial I, Kelas I, Surakarta, Cahaya Mentari.
Langganan:
Postingan (Atom)